Bagikan:

JAKARTA - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menargetkan kontribusi industri pengolahan nonmigas ke PDB bisa mencapai sekitar 20 persen hingga kuartal II-2024 mendatang.

"Kami selalu berusaha agar kontribusi PDB industri pengolahan nonmigas bisa mencapai sekitar 20 persen dan kemudian pertumbuhannya bisa melebihi pertumbuhan ekonomi nasional," ujar Juru Bicara Kemenperin Febri Hendri Antoni Arif saat menjawab pertanyaan VOI di kantor Kemenperin, Jakarta, dikutip Selasa, 7 Mei.

Febri mengatakan, ada sejumlah langkah yang akan dilakukan pihaknya untuk mencapai target tersebut.

Mengingat, berdasarkan catatan Badan Pusat Statistik (BPS), industri pengolahan menjadi salah satu sektor penyumbang terbesar PDB pada kuartal I-2024.

Adapun kontribusinya mencapai 19,28 persen terhadap pertumbuhan ekonomi RI.

Pertama, Kemenperin akan menggenjot anggaran belanja pemerintah. Sebab, indeks kepercayaan industri (IKI) dan Purchasing Managers' Index (PMI) mengalami penurunan.

Dia menilai, hal tersebut lantaran faktor musiman imbas adanya libur panjang Lebaran 2024.

"Dari sisi belanja dalam negeri itu, kami akan tingkatkan tingkat komponen dalam negeri (TKDN). Yang kedua, kami mendorong agar industri yang berorientasi ekspor juga semakin meningkatkan produksinya," katanya.

Kemudian, kata Febri, pihaknya pun berupaya agar kebijakan larangan terbatas (lartas) impor lewat Permendag Nomor 3 Tahun 2024 Tentang Perubahan Atas Permendag Nomor 36 Tahun 2023 Tentang Kebijakan dan Pengaturan Impor yang telah diterbitkan beberapa waktu lalu bisa mengendalikan masuknya barang-barang impor ke Tanah Air.

"Kami berharap, pengendalian barang impor melalui lartas itu bisa berpengaruh terhadap industri dalam negeri, bisa meningkatkan utilisasi, menarik investasi dalam negeri dan juga bisa merekrut tenaga kerja," imbuhnya.