Bagikan:

JAKARTA - Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi meminta Perum Bulog memperkuat stok cadangan pangan pemerintah (CPP) di wilayah Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), melalui penyerapan produksi dalam negeri.

"Badan Pangan Nasional akan terus memantau kinerja Bulog di daerah-daerah. Terutama perkembangan dalam penyerapan hasil panen gabah dalam negeri. Stok yang kita serap ini tentunya untuk antisipasi musim kering nanti, sehingga kita tidak terus mengandalkan importasi saja," kata Arief dalam keterangan di Jakarta, dikutip dari Antara, Jumat 3 Mei.

Arief menyampaikan bahwa pihaknya telah melakukan kunjungan kerja memantau ketersediaan stok di Gudang Perum Bulog Purwomartani, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

Dia menuturkan bahwa Presiden Joko Widodo (Jokowi) menginginkan stok beras di gudang Perum Bulog minimal di angka 3 juta ton guna memenuhi kebutuhan masyarakat, sehingga penyerapan secara maksimal di masa panen raya sangat diperlukan.

"Bapak Presiden pun telah meminta stok beras di Bulog bisa capai 3 juta ton. Untuk menggapai itu, Kementerian Keuangan pun telah mendukung dengan memberikan subsidi bunga pinjaman ke Bulog sehingga pendanaan dalam menyerap panen dalam negeri, tidak ada kendala finansial," lanjutnya.

Lebih lanjut, Arief mengatakan pemerintah melalui Kementerian Keuangan telah menetapkan besaran subsidi bunga dalam rangka penyelenggaraan cadangan pangan pemerintah (CPP).

Selanjutnya BUMN pangan dapat menjalin kerja sama dengan HIMBARA (Himpunan Bank Milik Negara), ASBANDA (Asosiasi Bank Pembangunan Daerah), dan juga bank swasta.

Arief menyebutkan kisaran besaran subsidi bunga pinjaman yang ditetapkan antara 3 sampai 4,5 persen. Hal itu dapat dilaksanakan melalui dua skema, yakni skema dengan penjaminan dari pemerintah dan skema tanpa penjaminan.

Plafon pinjaman hingga Rp28,7 triliun merupakan pinjaman yang dapat diajukan oleh BUMN pangan guna mendapatkan fasilitas subsidi bunga dari pemerintah.

"Jika stok CPP kian banyak dipasok dari dalam negeri, kita optimis program-program penyaluran ke masyarakat seperti bantuan pangan beras akan sepenuhnya menggunakan beras hasil kerja keras para sedulur petani. Apalagi estimasi produksi beras di April dan Mei bisa mencapai 8,7 juta ton. Pemerintah harus turut andil menyerapnya," ungkap Arief.

Arief menambahkan berdasarkan Kerangka Sampel Area (KSA) Badan Pusat Statistik (BPS), produksi beras nasional di April 2024 diperkirakan mencapai 5,53 juta ton dan di Mei 2024 berada di angka 3,19 juta ton.

“Proyeksi ini meningkat apabila dibandingkan tahun sebelumnya. Pada April 2023 produksi beras di 3,66 juta ton dan Mei 2023 di 2,86 juta ton,” kata Arief.