Bagikan:

JAKARTA - Kinerja emiten farmasi PT Industri Jamu dan Farmadi Sido Muncul Tbk (SIDO) moncer di sepanjang kuartal I 2024. Hal ini diyakini akan konsisten hingga akhir tahun.

Dari sisi rapor kinerja 3 bulan pertama tahun ini yang baru-baru ini dirilis, SIDO mencatatkan laba bersih sebesar Rp390,49 miliar, atau naik 30,04 persen secara year-on-year (YoY) dibandingkan tiga bulan pertama 2023 sebesar Rp300,27 miliar. Kenaikan laba bersih didorong penjualan SIDO yang juga meningkat 16,10 persen YoY menjadi Rp1,05 triliun per kuartal I 2024, dibandingkan periode sama 2023 sebesar Rp907,3 miliar.

Secara terperinci berdasarkan segmen, penjualan SIDO ditopang dari jamu herbal dan suplemen sebesar Rp626,88 miliar, diikuti makanan dan minuman sebesar Rp396,11 miliar, serta farmasi sebesar Rp30,42 miliar.

Meski pendapatan naik dobel digit, SIDO berhasil menekan beban pokok dengan hanya naik tipis 0,99% menjadi Rp428,31 miliar, dibandingkan periode sama tahun sebelumnya sebesar Rp424,1 miliar.

Alhasil, laba bruto perseroan melompat 29,37% YoY menjadi Rp625,11 miliar, dari posisi kuartal I 2023 sebesar Rp483,19 miliar.

Adapun, kas dan setara kas akhir periode SIDO turun tipis 0,22% menjadi Rp1,101 triliun per 31 Maret 2024, dari posisi yang sama pada 2023 sebesar Rp1,104 triliun.

Berdasarkan neraca, total aset SIDO terpantau naik menjadi Rp4,25 triliun pada tiga bulan pertama 2024, dibandingkan posisi per 31 Desember 2023 sebesar Rp3,89 triliun. Liabilitas perseroan naik menjadi Rp460,72 miliar, dibandingkan posisi akhir 2023 sebesar Rp504,76 miliar.

Sementara itu ekuitas SIDO naik menjadi Rp3,79 triliun pada kuartal I 2024, dibanding per Desember 2023 sebesar Rp3,38 triliun.

Analis Ciptadana Sekuritas Asia Putu Chantika Putri dalam risetnya menjelaskan bahwa musim Lebaran menjadi salah satu pemantik utama naiknya permintaan produk-produk Sido Muncul. Selain itu, SIDO saat ini juga menikmati peningkatan margin karena biaya input yang lebih rendah dan kenaikan harga pada 2022-2023, sedangkan harga gula dan kopi semakin turun.

Dari sisi ekspor, perusahaan juga mempercepat ekspansinya ke pasar luar negeri yang berkontribusi 7 persen, dengan sasaran utama Vietnam pada semester II 2024 sekaligus memperkenalkan produk ekspor baru.

Sementara itu, pada kuartal I 2024 penjualan ekspor tumbuh 44 persen YoY didorong oleh kinerja yang kuat di negara-negara yang menjadi fokus utama seperti Filipina, Malaysia, dan Nigeria.

"Meskipun prospeknya lebih kuat didorong oleh peningkatan mobilitas selama Lebaran, ekspektasi La Nina di paruh kedua akan mendorong segmen herbal, dan peningkatan penetrasi di pasar domestik serta ekspor," kata Putu dalam keterangan tertulis, dikutip Kamis 2 Mei.

Pembagian dividen

SIDO bakal menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) pada 15 Mei 2024, dengan agenda antara lain penggunaan laba bersih 2023 dan perubahan susunan pengurus.

Total ada lima mata acara rapat yang akan dibahas, yakni persetujuan laporan tahunan, penunjukkan akuntan publik independen, penggunaan laba bersih 2023, penetapan gaji dan honorarium, serta persetujuan perubahan susunan pengurus.

Dalam agenda penetapan penggunaan laba bersih 2023, manajemen SIDO bakal membahas porsi pembagian dividen kepada para pemegang saham. Secara historis, perseroan memang tidak pernah absen menebar dividen selama lima tahun terakhir.

Direktur Utama SIDO David Hidayat memastikan bahwa perseroan akan tetap mempertahankan rasio pembayaran dividen atau dividend payout ratio untuk tahun buku 2023 di atas 85 persen.