Bagikan:

JAKARTA - Saham PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO) dinilai masih menarik untuk masuk dalam portofolio para investor di pasar modal. Pasalnya, kinerja emiten produsen Tolak Angin dan KukuBima Ener-G ini akan meningkat, didukung pertumbuhan permintaan.

Head of Research Henan Putihrai Sekuritas Robertus Hardy dalam risetnya yang dikutip Sabtu 16 Juli, menyebbut target pertumbuhan pendapatan sebesar 15 persen yang dipatok manajemen Sido Muncul pada tahun ini bisa tercapai. Dia meyakini kinerja SIDO akan didongkrak oleh penjualan ekspor, di mana di kuartal I sektor ini naik 125 persen.

Robertus menambahkan, ke depannya kontribusi ekspor akan sangat tinggi karena SIDO sudah mendirikan anak usaha bidang distribusi di Nigeria, untuk memasarkan produk ke negara-negara sekitar.  Selain itu, di wilayah Asia Tenggara, SIDO juga sudah membuka outlet di Filipina dan Malaysia.

"Bahkan, SIDO berencana mengekspor produk ke Vietnam, Benin, Ghana dan China tahun ini," jelasnya.

Lebih lanjut Robertus menyebut, SIDO juga tidak terlalu terdampak kenaikan harga baku. Pasalnya, SIDO sudah menaikkan harga jual rata-rata alias average selling price (ASP) produk, khususnya untuk produk minuman dan packaging. 

Sementara itu Analis BRI Danareksa Sekuritas Natalia Sutanto dalam risetnya juga sepakat menyebut jika ekspansi SIDO ke luar negeri akan menjadi faktor pendorong kinerja keuangan. Ia yakin SIDO akan memfokuskan ekspansi pada area Nigeria ke utara, dengan membuka outlet baru untuk menyerap potensi pertumbuhan permintaan. 

Adapun di Malaysia, SIDO akan fokus untuk memastikan ketersediaan produk di kanal perdagangan modern.

"Diharapkan, kontribusi ekspor bisa mencapai 5-7 persen dari total pendapatan SIDO tahun ini," kata Natalia. 

Natalia menambahkan jika pada segmen food & beverages (F&B), SIDO telah menaikkan harga jual rata-rata 3-4 persen untuk mengimbangi kenaikan harga bahan baku serta menormalisasi margin pada kuartal II 2022. 

Natalia melihat segmen ini masih akan melanjutkan pertumbuhan volume. Pertumbuhan akan didukung penjualan ekspor, khususnya ke Nigeria dan Malaysia, serta penjualan domestik.

Natalia memperkirakan, kontribusi segmen herbal pada pendapatan kuartal II-2022 akan jauh lebih tinggi dibanding kuartal sebelumnya. Pada kuartal I 2022 segmen herbal berkontribusi 65 persen.

"Dengan adanya momentum lebaran di kuartal dua, maka permintaan Tolak Angin bisa meningkat," ungkapnya. 

Di segmen farmasi, SIDO menjalin kerjasama dengan distributor nasional yang baru. Natalia melihat ini bisa mendukung pertumbuhan SIDO pada tahun ini. Dia pun memprediksi SIDO bisa membukukan pendapatan Rp4,61 triliun, dengan proyeksi laba bersih Rp1,44 triliun.