JAKARTA - Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) dan ExxonMobil Cepu Limited (EMCL) kembali melakukan pengeboran sumur minyak B-13 untuk peningkatan produksi migas nasional.
Asal tahu saja, kegiatan ini merupakan pengeboran sumur pertama dalam kegiatan pengeboran Banyu Urip Infill Clastic di Blok Cepu, Bojonegoro, Provinsi Jawa Timur.
Kepala Divisi Program dan Komunikasi SKK Migas, Hudi D Suyodipuro mengatakan, kegiatan pemboran sumur Banyu Urip Infill Clastic dilakukan mulai tahun 2024 sampai dengan tahun 2025 yang terdiri dari 5 sumur infill Carbonate dan 2 sumur infill Clastic.
"Sumur pertama B13 berada di antara sumur eksisting lapangan Banyu Urip bojonegoro dan dibor directional menggunakan rig PDSI-40.3 dengan rencana kedalaman akhir sumur 6.527 ftMD selama 50 hari ke depan," ujar Hudi, Senin 29 April.
Dikatakan Hudi, setelah pengeboran B-13 akan dilanjutkan dengan sumur B-12 dan kedua sumur tersebut akan langsung diproduksikan melalui tie in ke fasilitas produksi Banyu Urip. Selanjutnya akan diikuti oleh pengeboran 3 sumur infill Carbonate dan 2 sumur infill Clastic di well pad yang berbeda.
Kegiatan pengeboran Banyu Urip terutama dari sumur Infill Clastic diharapkan dapat meningkatkan produksi minyak secara nasional dan kontribusinya dapat mendukung produksi 1 juta barel minyak per hari (BOPD) di tahun 2030.
Hudi juga memastikan SKK Migas akan terus mengawal setiap upaya peningkatan produsi migas dan mencari sumur-sumur baru atau existing guna meningkatkan produksi minyak dan gas nasional.
BACA JUGA:
“Pengeboran sumur baru dan perawatan sumur eksisting di tahun 2024 akan gencar dilakukan KKKS dengan pengawasan SKK Migas,” kata Hudi.
Kegiatan ini, lanjut Hudi, diharapkan menambah potensi cadangan minyak baru dari struktur sumur B-13.
Sementara itu, pada tahun 2024 ini kegiatan pengeboran sumur eksplorasi akan terus lakukan secara masif oleh KKKS, salah satunya adalah yang dilakukan EMCL.
“Pengeboran dilakukan dalam rangka mencari dan menemukan giant discovery dan mengejar target 1 Juta BOPD dan 12 MMSCFD Gas di tahun 2030, “ kata Hudi.
Menurut Hudi, Penemuan giant discovery yang diharapkan dapat mendorong minat investor untuk menggarap potensi hulu migas di Indonesia yang masih menjanjikan.