Bagikan:

JAKARTA - Chief Economist Mirae Asset Sekuritas Indonesia Rully Arya Wisnubroto mengatakan, pergerakan rupiah masih bisa bergerak menguat di level Rp15.000 hingga Rp15.500 per dolar AS hingga akhir tahun 2024.

“Untuk rupiah, sampai dengan akhir tahun seharusnya bisa di bawah Rp 15.000 per dollar AS, tepatnya di kisaran Rp15.000 hingga Rp15.500 per dollar AS,” tuturnya dalam Media Day : April by Mirae Asset Sekuritas, Selasa, 23 April.

Di sisi lain, menurut Rully pergerakan rupiah juga masih akan dibayangi oleh sentimen eksternal, seperti kebijakan moneter di AS dan Ia menilai kondisi perekonomian Indonesia saat ini masih dihadapkan dengan banyak tantangan salah satunya tantangan terbesar saat ini adalah tingginya tekanan terhadap nilai tukar rupiah.

Disisi lain, Rully mengatakan pergerakan rupiah dalam jangka menengah masih sangat sulit untuk diprediksi karena sangat dipengaruhi oleh isu global, bukan dipengaruhi oleh kondisi di dalam negeri.

Menurut Rully tren pelemahan rupiah lebih disebabkan oleh sentimen higher for longer suku bunga kebijakan the Fed yang kembali menyebabkan volatilitas dan ketidakpastian pasar global.

"Sentimen global tersebut, yang juga berdampak kepada besarnya aliran modal asing keluar dari Indonesia, menyulitkan BI untuk melakukan pelonggaran kebijakan moneter dalam waktu dekat," ujarnya.

Rully menyampaikan dengan adanya sentimen higher for longer dan konflik geopolitik akan membuat Bank Indonesia akan menaikan suku bunga dalam waktu dekat untuk meredam kanaikan Rupiah lebih tinggi.

“Jadi mau tidak mau, saya rasa Bank Indonesia harus menaikkan suku bunga, meskipun tidak otomatis, rupiah akan menguat ke bawah Rp16.000 per dolar AS lagi. Tapi setidaknya untuk menahan supaya tidak mengalami depresiasi lebih dalam lagi,” ucapnya.