Bagikan:

JAKARTA - PT Jasa Marga (Persero) Tbk (JSMR) mewanti-wanti ada tiga titik rawan kepadatan atau kemacetan baru di jalan tol saat arus mudik Lebaran 2024.

Direktur Utama Jasa Marga Subakti Syukur mengatakan, titik kepadatan baru ini ditemukan berdasarkan prediksi volume lalu lintas saat arus mudik dan balik. Oleh karena itu, Jasa Marga tengah menyiapkan langkah mitigasi.

"Di sini kami sampaikan titik-titik rawan kepadatan dan mitigasi. Jadi, (tanda) bintang yang biru itu titik-titik rawan kepadatan baru yang akan terjadi di 2024," ujar Subakti dalam rapat dengar pendapat (RDP) dengan Komisi VI DPR RI di Gedung Parlemen Senayan, Jakarta, dikutip Kamis, 4 April.

"Dengan melonjaknya volume lalu lintas secara signifikan pada Lebaran 2024 ini, Jasa Marga telah menyiapkan strategi mitigasi dan antisipasi kepadatan lalu lintas," sambungnya.

Berdasarkan bahan paparan yang ditampilkan, titik pertama kepadatan baru ada di Tol Jakarta-Cikampek (Japek). Subakti menyebut, akan ada potensi kemacetan di KM 25, yang mana merupakan pertemuan lalu lintas Tol Japek dengan Tol Jakarta Outer Ring Road (JORR) 2 dari arah Cimanggis dan Cilincing.

Subakti menegaskan, langkah mitigasi yang akan dilakukan adalah rekayasa lalu lintas. Dia mengatakan volume capacity ratio (VCR) diharapkan bisa ditekan dari 0,93 ke 0,66 setelah adanya rekayasa lalu lintas tersebut.

Kedua, titik kepadatan anyar pada saat mudik Lebaran tahun ini akan terjadi di KM 87 Tol Trans Jawa (Cipali-Surabaya). Subakti menyebut, pihaknya bakal melakukan pembatasan kendaraan angkutan barang, ganjil genap dan one way pada KM 72-KM 414 demi mengurangi potensi kemacetan.

Ketiga, Subakti mewanti-wanti potensi kemacetan di KM 152 Tol Trans Jawa di Cikopo-Palimanan (Cipali). Ini merupakan titik pertemuan lalu lintas dari Tol Cisumdawu dan Tol Cikopo.

Langkah mitigasi tambahan lainnya yang akan dilakukan adalah ramp metering di Tol Cisumdawu. Lalu, akan dilakukan pengalihan kendaraan ke Cisumdawu Jaya dan Paseh.

"Sesuai koordinasi dengan Korlantas (Polri) dan Kementerian Perhubungan, kami akan mempertahankan VCR di sekitar 0,7," imbuhnya.