Bagikan:

JAKARTA - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menyebut, aksi boikot produk pro Israel cukup berpengaruh terhadap kinerja industri makanan dan minuman (Mamin) di Tanah Air.

Direktur Industri Minuman, Hasil Tembakau dan Bahan Penyegar Direktorat Jenderal Industri Agro Kemenperin Merrijantij Punguan Pintaria mengaku, hal tersebut turut menurunkan kinerja industri Mamin yang masih dalam pemulihan pascapandemi di 2020 silam.

"(Hal ini) cukup berdampak. Ini menurunkan kinerja industri kami," ujar Merrijantij saat ditemui dalam agenda Konferensi Pers Asrim bertajuk "Kinerja Industri Minuman di Tahun 2023 serta Peluang dan Tantangan di Tahun 2024" di Hotel Mercure, Jakarta, Rabu, 13 Maret.

Merrijantij mengatakan, saat ini industri Mamin masih terus mencoba bertahan di tengah kondisi tersebut, dengan tidak melakukan pemecatan terhadap para karyawan.

"Industri (Mamin) kami ini masih mencoba bertahan untuk tidak merumahkan karyawannya. Namun, di satu sisi kalau ini berlangsung lebih panjang lagi akan ada kemungkinan industri akan merumahkan karyawannya," kata dia.

Oleh karena itu, dia berharap agar aksi boikot tersebut segera berakhir. Sehingga, kinerja industri Mamin tak terganggu dan bisa meningkat pada 2024 ini.

"Jadi, harapannya aksi boikot ini karena yang bekerja di sektor-sektor industri ini adalah saudara-saudara kami Setanah Air ini bisa semakin berkurang ke depannya. Sehingga, tidak memaksa industri untuk merumahkan karyawannya," tuturnya.

Meski begitu, Merrijantij belum bisa membeberkan berapa nilai besaran turunnya kinerja industri tersebut.

Diberitakan sebelumnya, Himpunan Peritel dan Penyewa Pusat Perbelanjaan Indonesia (Hippindo) berharap, aksi boikot produk pro Israel segera berakhir.

Ketua Umum Hippindo Budihardjo Iduansjah mengatakan, aksi boikot tersebut hanya akan merugikan industri dalam negeri lantaran semua merek asing tersebut diproduksi menggunakan bahan baku lokal.

"Enggak ada lagi lah boikot, itu merugikan bangsa kami sendiri. Mau itu merek asing kalau dibuat di Indonesia itu jadi program pemerintah dan harus kami dukung. (Pabrik) Coca-Cola sudah dibikin di Bekasi, KFC kan peternakan semua sudah di sini," ujar Budi di kantor Kemenkop UKM, Jakarta, Selasa, 5 Maret.

Dia menyayangkan jika aksi boikot masih terus dilanjutkan mengingat banyak pihak yang terdampak akibat aksi tersebut.

"Kami sayangkan lah dunia bisnis itu tidak bisa, apalagi di Indonesia ini peraturannya banyak yang sudah investasi. Jadi, kasihan peternakan dan lainnya yang kena imbas," katanya.

Adapun aksi boikot itu sudah merugikan keberlangsungan industri usaha di Indonesia.