Bagikan:

JAKARTA - Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumasi mengkapkan bahwa pada momentum mudik Lebaran 2024 ini, pihaknya akan melakukan berbagai upaya untuk mengantisi lonjakan pemudik. Salah satunya, dengan melakukan diskon tarif tol.

Budi bilang diskon tarif tol ini bertujuan agar masyarakat mau untuk melakukan perjalan mudik dengan lebih dini. Kemudian, Budi bilang juga akan dilakukan pengaturan waktu mudik.

Lebih lanjut, Budi menjelaskan berbagai kebijakan yang efektif akan dilakukan pemerintah untuk mengantisipasi terjadinya lonjakan pemudik yang mengakibatkan kepadatan di simpul dan di ruas jalan melalui pola perjalanan, pola transportasi, dan pola lalu lintas.

“Pengaturan waktu mudik, penyelenggaraan diskon tarif transportasi massal untuk mudik lebih dini, mudik gratis, rekayasa lalu lintas, diskon tarif jalan tol, hingga pengaturan lalu lintas terutama pada daerah yang beresiko terjadi kepadatan luar biasa akan kami lakukan,” katanya dalam keterangan resmi, Selasa, 12 Maret.

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menyampaikan berdasarkan hasil survei, pergerakan masyarakat secara nasional selama Lebaran 2024 sebanyak 193,6 juta orang. Angka tersebut meningkat dibanding potensi pergerakan masyarakat pada masa Lebaran 2023 yakni 123,8 juta orang. 

Budi juga bilang hasil survei ini sendiri telah dilaporkan kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan telah diinformasikan kepada pemangku kepentingan (stakeholder) terkait seperti kementerian/lembaga, pemerintah daerah, Korlantas Polri, BUMN dan swasta.

“Pergerakan masyarakat secara nasional berpotensi mencapai 7,17 persen dari jumlah penduduk Indonesia atau mencapai 193,6 juta orang,” ujar Budi dalam keteranagn resmi, Selasa, 12 Maret.

Lebih lanjut, Budi menjelaskan dari 193,6 juta masyarakat yang diprediksi akan melakukan mudik pada Lebaran 2024, sebanyak 35,42 juta memilih menggunakan mobil pribadi. Kemudian, sepeda motor sebesar 31,12 juta orang.

“Kereta api sebesar 20,3 persen atau 39,32 juta. Minat masyarakat tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor,” katanya.

Budi pun mengungkapkan faktor yang mempengaruhinya yakni tidak adanya COVID-19, ekonomi keluarga, cuti bersama, liburan anak sekolah, peningkatan kualitas dan kuantitas sarana prasarana transportasi, serta kondisi cuaca.

Mesih mengacu pada hasil survei, Budi mengatakan daerah ada tiga daerah asal perjalanan terbanyak, yaitu Jawa Timur sebesar 16,2 persen atau 31,3 juta orang. Kemudian, disusul Jabodetabek sebesar 14,7 persen atau 28,43 juta orang dan Jawa Tengah sebesar 13,5 persen atau 26,11 juta orang.

“Untuk daerah tujuan terbanyak yaitu Jawa Tengah sebesar 31,8 persen atau 61,6 juta orang; Jawa Timur sebesar 19,4 persen atau 37,6 juta orang dan Jawa Barat sebesar 16,6 persen atau 32,1 juta orang,” katanya.