JAKARTA - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus mendorong pengembangan hilirisasi sagu di dalam negeri melalui dukungan peningkatan produksi pati sagu dan diversifikasi produk olahan pati sagu.
Direktur Jenderal Industri Agro Kemenperin Putu Juli Ardika mengatakan pada 2023, pihaknya bekerja sama dengan beberapa industri besar produsen pati sagu untuk meningkatkan utilisasi produksinya.
"Saat ini, utilisasi produksi industri pati sagu nasional masih sangat rendah, yaitu di bawah 30 persen. Hal ini sebagai dampak dari keterbatasan industri untuk memperoleh bahan baku empulur sagu," kata Putu dalam keterangan tertulisnya, dikutip Sabtu, 9 Maret.
Dia menjelaskan, empulur sagu memiliki sifat yang mudah rusak karena cepat teroksidasi. Sehingga, industri tidak dapat memperoleh bahan baku empulur sagu dari lokasi yang jauh.
Oleh karena itu, pemerintah bekerja sama dengan industri pati sagu untuk mengembangkan model bisnis industri pati sagu dengan menggunakan sagu basah produksi UMKM sebagai bahan baku industri pati sagu.
"Pemanfaatan sagu basah UMKM ini dapat memperlambat proses oksidasi. Sehingga, jangkauan bahan baku industri pati sagu semakin luas serta dapat memberikan nilai tambah pada petani sagu," ujarnya.
BACA JUGA:
Selain pengembangan model bisnis sagu, kata Putu, Kemenperin juga mendukung diversifikasi produk olahan pati sagu.
Putu menilai, saat ini pati sagu banyak dikenal sebagai bahan untuk membuat papeda. Namun, saat ini sudah mulai tumbuh industri pengolahan sagu menjadi produk yang modern, seperti mi instan dan beras analog.
"Produk pangan olahan ini berpotensi menjadi pangan utama pengganti beras, terutama pada saat terjadinya kelangkaan beras," ucap dia.
Lebih lanjut, Putu menyebut, sagu berpotensi dikembangkan sebagai alternatif bahan pangan sumber karbohidrat utama nasional karena Indonesia memiliki lahan sagu yang diperkirakan mencapai 5,5 juta hektare (ha).
"Luasnya lahan sagu tersebut dapat menjadi cadangan pangan sumber karbohidrat yang besar untuk dalam negeri maupun dunia. Meskipun demikian, pengolahan sagu dalam negeri belum secara masif dilakukan," imbuhnya.