JAKARTA - Staf Khusus Bidang Peningkatan Pengusaha Nasional Kementerian Investasi/BKPM Pradana Indraputra mengatakan, setelah proses divestasi 14 persen saham PT Vale Indonesia (INCO) kepada MIND ID berakhir, diketahui Vale masih memiliki 4 'pekerjaan rumah' yang masih harus dilanjutkan ke depan.
"Pertama tentu hilirisasi. Seperti yang pemerintah utarakan, apapun komoditasnya kita engga mau stop di hulu, semua harus dihilirkan," ujarnya dalam Mining Zone yang dikutip Senin 4 Maret.
Ia mengatakan, dalam konteks komoditas nikel, terdapat dua metode pengolahan antara lain High Pressure Acid Leaching (HPAL) dan Rotary Kiln Electric Furnace (RKEF).
Untuk HPAL, kata dia, pemerintah berencana melakukan hilirisasi lebih lanjut dengan tidak hanya berhenti di tahap prekursor namun berpanjut hingga katoda.
"Ini memang masih dlm tahapan diskusi kami karena sampai per hari ini rencana masih sampai prekursor, itu multipliernya sudah berkali-kali," kata dia.
Untuk hal ini menurutnya pemerintah tidak hanya menggandeng Vale tapi juga Zhejiang Huayou Cobalt Co. Ltd (Huayou) , Ford dan Volkswagen.
Pradana melanjutkan, PR kedua yang masih harus dikerjakan Vale adalah mempertahankan good mining practicesnya yang selama ini telah berjalan dengan baik. Vale diketahui menjadi salah satu perusahaan tambang dengan emisi karbon terendah dalam fasilitas RKEF.
"Itu sudah bagus. Jangan sampai tertinggal. Kalau bisa fasilitas yang dibangun akan lebih bagus lagi," imbuhnya.
Dikatakan Praana, Vale akan melakukan shifting energi dengan memanfaatkan bioenergi yang dinilai meghasilkan emisi lebih sedikit, elektrifikasi pada peralatan, bahkan mengganti bus dengan combustion engine menjadi mobil listrik dalam operasionalnya.
Selanjutnya PR ketiga adalah kinerja perusahaan dalam pelibatan pelaku usaha ekonomi lokal di daerah setempat.
"Ini peraturan kami. Jadi kami tahu jika bicara ESG, environment sudah bagus tapi kalo bicara sosial ekonomi, sejak Bahlil menjabat (sebagai Menteri Investasi) kita mengeluarkan Peraturan Menteri nomor 1 tahun 2022 yang mewajibkan investor harus bermitra dengan pengusaha lokal," beber dia.
BACA JUGA:
Untuk itu, lanjut Pradana, pemerintah menargetkan kue ekonomi harus dibagi rata dengan pelaku usaha lokal dan harus ada orang kaya baru di darah sekitar wilayah pertambangan PT Vale Indonesia.
Teakhir, Pradana berharap penggunaan dan perkembangan teknologi dalam pertambangan dan hilirisasi Vale haru melibatkan anak muda Indonesia.
"Ada yang kuliah di luar negeri, ada top graduate di masing-masing universitas dilibatkan dalam konteks inovasi tekno. Kami berharap Vale bisa menjadi mercusuar ekonomi dan pembangunan SDM dan SDA yang baru," pungkas dia.