Bagikan:

 JAKARTA - Direktur Eksekutif Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira buka suara terkait keputusan pemerintah yang meminta PT Pertamina (Persero) untuk tidak menaikkan harga BBM non subsidi hingga Juni 2024.

Bhima mengatakan, harga BBM non subsidi masih bisa ditahan karena kenaikan harga minyak mentah hanya berkisar 2 persen dibandingkan Maret tahun lalu.

"Sementara pelemahan rupiah baru 2,65 persen year on year. Jadi belum terjadi beban dari sisi impor bbm ke Pertamina yang berlebihan," ujar Bhima saat dihubungi VOI, Sabtu 2 Maret.

Bhima juga mengatakan, meski sifatnya BBM non subsidi namun perlu diperhatikan dampak ke kelas menengah yang mengalami tekanan harga beras dan kebutuhan pangan lainnya.

Apalagi, lanjut Bhima, jika ditambah penytesuaian harga BBM non subsidi juga dinilai akan membebani konsumsi rumah tangga.

"Kalau ditambah penyesuaian harga bbm non subsidi repot juga konsumsi rumah tangga efeknya bisa tumbuh lebih rendah tahun ini. Sementara Kelas menengah menyumbang 35,2 persen konsumsi secara nasional," pungkas Bhima.

Asal tahu saja, sebelumnya Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyampaikan pemerintah tidak akan menaikkan tarif listrik dan Bahan Bakar Minyak (BBM) untuk subsidi dan non subsidi hingga Juni 2024.

“Tadi diputuskan dalam sidang kabinet paripurna, tidak ada kenaikan listrik , tidak ada kenaikan BBM sampai dengan juni, baik itu subsidi dan non subsidi,” ucapnya kepada awak media, Senin, 26 Februari.