JAKARTA - Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kementerian Perdagangan (Kemendag) Didi Sumedi mengungkapkan, Indonesia berhasil membukukan transaksi produk organik sebesar 6,02 juta dolar AS pada Pameran Biofach Jerman, yang merupakan pameran produk organik terbesar kedua di dunia.
"Capaian transaksi pada Biofach 2024 itu masih akan bertambah, mengingat terdapat kontrak dagang yang masih ditidaklanjuti. Biofach digadang-gadang menjadi pintu gerbang produk-produk Indonesia untuk merambah dan mengekspansi pasar organik global," ujarnya dikutip dari ANTARA, Jumat, 1 Maret.
Untuk itu, tutur Didi, peluang ekspor di pasar organik tersebut menjadi ajang memperkuat posisi pasar Indonesia sebagai penghasil produk organik berkualitas.
Asal tahun saja, pada tahun ini merupakan partisipasi Paviliun Indonesia ke-7 pada Pameran Biofach di Jerman.
Pada ajang ini, Paviliun Indonesia menempati lokasi strategis di antara dua pintu masuk arena Pameran Biofach dengan area seluas 84 meter persegi di Aula 3A-310.
Partisipasi Paviliun Indonesia pada Biofach merupakan buah kerja sama antara Direktorat Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional, Indonesian Trade Promotion Center (ITPC) Hamburg, dan Import Promotion Desk (IPD) Jerman.
Pada ajang ini, Paviliun Indonesia memfasilitasi 11 pelaku usaha kecil dan menengah (UKM) yang menampilkan produk unggulan pangan organik seperti rempah-rempah, kacang olahan, buah kering, olahan kelapa, pemanis, cuka, bumbu masakan, vanila, dan teh.
“Kami menilai, 11 perusahaan yang tampil di Biofach ini memiliki kemampuan mumpuni untuk memasok pangan-pangan organik ke pasar internasional," kata Didi.
Ia mengatakan, fasilitasi yang diberikan pemerintah kepada pelaku usaha Indonesia pada pameran ini bertujuan untuk mendorong pertumbuhan ekspor produk organik Indonesia ke dunia
Pada gelaran tahun ini, Biofach diikuti 2.550 perusahaan dari 94 negara dan dikunjungi 35.000 buyer dari 128 negara.
Selain Eropa, peserta dan pengunjung Pameran Biofach datang dari berbagai wilayah seperti Amerika Serikat, Asia, Afrika, Australia, dan Timur Tengah.
Lebih lanjut, Direktur Pengembangan Ekspor Produk Primer (PEPP) Miftah Farid menjelaskan, pada 2023, permintaan produk organik di seluruh dunia tercatat 231,52 miliar dolar AS.
BACA JUGA:
Permintaan produk ini diproyeksikan meningkat dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 13,9 persen per tahun pada 2024–2030.
"Saat ini, konsumen organik global terbesar berpusat di Eropa dan Amerika Utara,” ujar Miftah.
Ia mengatakan bahwa segmen pasar yang dibidik terutama adalah sektor olahan pertanian seperti rempah-rempah, kopi, gula kelapa, dan beras organik.
“Merebaknya pola hidup vegan menjadi stimulus utama pendorong pertumbuhan pasar organik global dengan kisaran 15-17 persen,” kata dia.