Bagikan:

JAKARTA - Bank Indonesia (BI) optimistis pertumbuhan ekonomi syariah pada tahun 2024 akan berada di kisaran 4,7 persen hingga 5,5 persen.

Proyeksi tersebut sejalan dengan target pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) Juda Agung mengatakan, optimistis tersebut didorong oleh sektor pembiayaan perbankan syariah yang diperkirakan dapat tumbuh double digit tahun 2024.

"Kami perkirakan ekonomi syariah tumbuh 4,7-5,5 persen dengan dukungan dari pembiayaan perbankan syariah yang diperkirakan tumbuh 10 persen-12 persen," ucapnya dalam peluncuran KEKSI 2023 dan SheFO 2024, Senin 26 Februari 2024.

Juda menyampaikan pada tahun 2023 ekonomi dan keuangan syariah di Indonesia mengalami peningkatan tercermin pada pertumbuhan pembiayaan syariah khusus sektor riil tumbuh 15,8 persen. Angka tersebut tumbuh di atas pertumbuhan kredit yang hanya dikisaran 10 persen.

Menurut Juda, pihaknya tahun ini sangat optimistis a pertumbuhan ekonomi syariah dapat tumbuh lebih tinggi dibandingkan sebelumnya.

Karena itu, ia mengajak semua pihak untuk memperkuat pondasi dan keuangan syariah hingga ke industri halal.

Juda juga menyampaikan bahwa berdasarkan laporan State of the Global Islamic Economy (SGIE) Report 2023 yang dirilis oleh Dinar Standard di Dubai, Uni Emirat Arab.

Indonesia berhasil menempati peringkat ketiga pada the Global Islamic Economy Indicator (GIEI).

"Untuk pariwisata ramah muslim kita bahkan berada di peringkat pertama," ujarnya.

Dalam kesempatan yang sama, Staf Ahli Bidang Jasa Keuangan dan Pasar Modal Kementerian Keuangan Arief Wibisono menyampaikan, industri keuangan syariah di Indonesia terus meningkat.

Hal ini tercermin dari total aset keuangan syariah Indonesia tidak termasuk saham syariah mencapai Rp2.452,57 triliun atau tumbuh sebesar 6,75 persen per September 2023.

Adapun rinciannya yakni, aset keuangan syariah meliputi pasar modal Syariah sebesar Rp1.457,73 triliun atau sekitar 59,44 persen, perbankan syariah sebesar Rp831,90 triliun atau sekitar 33,92 persen dan Industri Keuangan Non-Bank (IKNB) Syariah sebesar Rp162,85 triliun atau 6,64 persen.

Arief menambahkan, untuk market share industri keuangan syariah terhadap industri nasional terus mengalami peningkatan, dengan rincia nsebesar 20,52 persen untuk pasar keuangan syariah, 7,27 persen untuk perbankan syariah sebesar dan IKNB Syariah sebesar 5 persen.