Bagikan:

BATAM - Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Kepulauan Riau (Kepri) memproyeksi pertumbuhan ekonomi provinsi itu mencapai 5,0 hingga 5,8 persen pada 2024. Angka pertmbumbuhan itu lebih rendah dibanding tahun sebelumnya 2023 dimna pertumbuhan ekonomi Kepri mencapai 5,20 persen atau merupakan tertinggi se-Sumatera.

Kepala Kantor Perwakilan BI Kepri Suryono di Batam, Sabtu, mengatakan peningkatan tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor.

Di antaranya terdapat peningkatan pengeluaran konsumsi masyarakat pada momentum Pemilu 2024, pagelaran festival atau pameran produk unggulan UMKM daerah yang akan dilaksanakan pada tahun 2024 ini.

Selain itu meningkatnya nilai investasi serta adanya program strategis yang diusung oleh BI maupun pemda setempat yang diberikan kepada pelaku UMKM untuk meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan pelaku usaha.

"Kalau melihat dari acara-acara yang ada di Kepri, pertama dilihat secara nasional yaitu Pemilu, ada konsumsi rumah tangga yang naik, kemudian peserta pemilu yang pada bikin spanduk, baliho dan sebagainya. Itu mempengaruhi. Kemudian nanti juga ada berbagai kegiatan yang melibatkan pelaku UMKM, juga menjadi salah satu faktor yang dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi di Kepri," ujar Suryono.

Ia menjelaskan pada tahun 2023 pertumbuhan ekonomi Kepri mencapai 5,20 persen yang merupakan tertinggi se-Sumatera, serta angka inflasi daerah yang cukup terkendali, 2,7 persen.

Pertumbuhan ekonomi Kepri tahun 2023 juga didorong oleh adanya peningkatan konsumsi setelah pandemi COVID-19 serta meningkatkan industri pengolahan di wilayah setempat.

Lebih lanjut, kata Suryono, keberhasilan dalam pengendalian inflasi tersebut didukung oleh berbagai upaya, salah satunya melalui Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP).

"Jadi biasanya kalau pertumbuhan ekonominya tinggi maka inflasinya tinggi tapi kalau di Kepri tidak," ujar dia.

Ia menyebutkan Program GNPIP Kepri 2023 mengusung program unggulan dalam kerangka 4K, yaitu keterjangkauan harga, kelancaran distribusi, ketersediaan pasokan dan komunikasi yang efektif.

"Ada banyak kegiatan GNPIP, mulai dari operasi pasar, kemudian ada kerja sama antar daerah, subsidi angkut, hingga bantuan pemberian bibit cabai," kata Suryono.

Ia menyampaikan dalam kurun waktu 2 bulan terakhir, pihaknya sudah menggelar operasi pasar murah di 60 titik di Riau sebagai bentuk upaya menekan angka inflasi.

"Di tahun ini saja baru 2 bulan sudah lebih dari 60 titik kita bikin operasi pasar dan pasar murah. Jadi banyak kegiatan yang kita lakukan sehingga inflasi kita terkendali," kata dia.