Bagikan:

JAKARTA - CEO PT Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP) Alexander Barus memaparkan sejumlah harapannya kepada Presiden baru pengganti Joko Widodo (Jokowi).

Sebagai pelaku industri, Alex berharap, pemerintah mempercepat proses perizinan yang berkaitan dengan pertambangan salah satunya Rencana Kerja dan Anggaran Biaya (RKAB) yang merupakan sebuah kewajiban bagi perusahaan tambang.

"Itu halangan karena RKAB adalah tiket untuk menjual, ini perlu kita bicarakan," ujarnya dalam Mining Zone yang dikutip Senin 19 Februari.

Alex menambahkan, hal lain yang perlu diperhatikan adalah pemberian izin yang seharusnya dilakukan satu pintu.

Ia mencontohkan, bagi perusahaan yang hanya akan mendirikan smelter tanpa tambang harus mengurus perizinan ke Kementerian Perindustri agar dapat mengantongi Izin Usaha Industri, sementara bagi perusahaan tambang yang juga memiliki smelter harus mengajukan izin ke Kementerian ESDM agar dapat memperoleh Izin Usaha Pertambangan Khusus (IUPK).

"Maksud saya kalau investor dia taunya RI sehingga izinnya satu tempat," sambung Alex.

Di sisi lain, Alex meminta, pemerintah untuk menghitung kembali sumber daya nikel yang dimiliki oleh Indonesia.

Pasalnya, RI juga memiliki keterbatasan cadangan nikel.

Menurut Alex, saat ini Indonesia memiliki suber daya nikel sebesar 18 miliar ton, sedangkan estimasi cadangan nikel yang dimiliki RI adalah sebessar 5 miliar ton dengan cadangan terbukti sebesar 1,5 miliar ton.

"Sekarang tiap tahun kita gali sekitar 150 juta MT, dalam 10 tahun akan habis yang proven. Itu harus kita berlanjut kan, jadi harus kita hitung terutma yang smelter yang gunakan saprolit," kata dia.

Alex menjelaskan, berdasarkan jenisnya nikel terbagi menjadi saprolite dan limonite.

Saprolite merupakan bahan baku yang menghasilkan stainles steel dan telah ditambang secara besar-besaran.

Sementara nikel jenis limonite merupakan bahan baku pembuatan katoda baterai dan memiliki sumber daya dalam jumlah yang besar.

"Smelter ini (saprolite) yang sudah bangun, stoplah supaya kita bisa sustain resources kita. Jadi dalam pembangunan harus bertahap, berjenjang, berklanjutan, itu yang mesti kita pegang," pungkas Alex.