JAKARTA - Komoditas yang berkaitan dengan industri kendaraan listrik yakni nikel, kini dalam masa penurunan harga. Penyebabnya adalah banjirnya pasokan atau oversupply dari produsen terkemuka dunia, salah satunya adalah Indonesia.
Menanggapi hal ini, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengatakan berdasarkan pemberitaan media asing atau studi luar negeri, Indonesia disebut sangat kompetitif dalam hal hilirisasi sumber daya alam (SDA).
“kalau kita lihat dari media-media asing, study yang dari luar negeri Indonesia ini memang sangat kompetitif dalam kesuksesan hilirisasi daripada sumber daya alam kita. Contohnya nikel,” katanya saat ditemui di JIExpo Kemayoran, Jakarta, Minggu, 18 Februari.
Kata Erick, hilirisasi tidak hanya sebatas pada komoditas nikel namun akan diperluas termasuk juga pada bauksit. Dimana hilirisasi bauksit ini didorong menjadi green aluminium.
“Seperti yang disampaikan Pak Jokowi, tidak cukup dinikel, kita juga akan mendorong bauksit menjadi green aluminium yang ada di Asahan nanti,” ucapnya.
BACA JUGA:
Erick juya menyinggung pasar terbuka atau open market dari produk hilirisasi. Kata dia, karena adanya sisten pasar terbuka membuat persaingan semakin ketat.
“Nah itu turunan-turunan itu, tetapi tentu kebijakan yang dilakukan keterbukaan saja yang namanya open market. Ada sebuah negara kalah bersaing, Indonesia lagi naik daun ya kan gapapa, masa Indonesia enggak boleh kaya, yang kaya negara lain terus,” ujarnya.
Lebih lanjut, Erick juga menekankan bahwa dengan mendorong hilirisasi sumber daya alam, bukan berarti Indonesia akan tertutup terhadap investasi terkait material mentah.
“Saya pastikan bahwa raw material atau bahan baku mentah ini Indonesia tidak menutup diri, justru kita membuka diri mengajak semua berinvestasi,” tuturnya.
“Yang dibutuhkan Indonesia simpel pertumbuhan ekonomi yang baik, sehingga menciptakan kesejahteraan untuk seluruh rakyat Indonesia dan memberikan lapangan kerja seluas-luasnya untuk generasi muda kan itu intinya,” sambungnya.