JAKARTA - Kerja sama investasi antara Indonesia dan Filipina terus diperkuat pemerintah kedua negara. Kali ini, Pemerintah Indonesia membuka pintu untuk Filipina bergabung dalam investasi di sektor energi, khususnya pengelolaan nikel di Tanah Air.
Seperti diketahui, Indonesia memang menjadi salah satu negara penghasil nikel terbesar di dunia. Berdasarkan Booklet Nikel 2020, cadangan nikel Indonesia mencapai 4,5 miliar ton.
Peluang kerja sama ini disampaikan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir melalui akun instagram resminya @erick.thohir, dikutip Kamis, 11 Januari.
“Saya bersama Kadin Indonesia bertemu Menteri Perdagangan Filipina, Alfredo E Pascual. Kami membuka peluang kerja sama dengan Filipina dalam mengelola energi. Khusunya, nikel,” tulis Erick.
Menurut Erick, hilirisasi nikel akan memberi manfaat besar bagi ekonomi Indonesia dan juga Filipina. Karena itu, investasi tersebut perlu digenjot.
“Nikel bisa menjadi salah satu kekuatan ekonomi di masing-masing negara. Kami ingin kekayaan alam negara kita bisa benar-benar dimanfaatkan untuk kesejahteraan masyarakat,” ucapnya.
Sebelumnya diberitakan, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir turut menemani Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam kunjungan kerja ke tiga negara yakni Filipina, Vietnam, dan Brunei Darussalam pekan ini.
BACA JUGA:
Hal tersebut disampaikan Erick melalui akun media sosial Instagram pribadinya @erick.thohir dikutip Rabu, 10 Januari.
“Selama seminggu ke depan, saya mendampingi Bapak Presiden Jokowi melaksanakan kunjungan kerja ke Filipina, Vietnam, Brunei Darussalam,” tulisnya.
Erick juga mengungkapkan tujuan kunjungan kerja yang dilakukan Jokowi. Salah satunya untuk membahas penguatan kerja sama antara Indonesia dengan ketiga negara tersebut.
“Ada sejumlah agenda kami lakukan untuk memperkuat kerja sama perdagangan serta investasi dari ketiga negara ASEAN ini. Semoga dilancarkan semuanya dan kembali ke Indonesia membawa kabar baik,” tulis Erick lagi.