Bagikan:

JAKARTA - Bank Indonesia catat Utang Luar Negeri (ULN) Pemerintah pada akhir kuartal IV 2023 mencapai 196,6 miliar dolar AS atau naik 5,4 persen secara tahunan atau year on year (yoy), juga meningkat dari pertumbuhan 3,3 persen (yoy) pada kuartal sebelumnya.

Direktur Eksekutif, Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono menyampaikan, perkembangan ULN tersebut terutama disebabkan oleh penarikan pinjaman luar negeri, khususnya pinjaman multilateral, untuk mendukung pembiayaan beberapa program dan proyek.

Kenaikan ULN RI juga dipengaruhi oleh peningkatan penempatan investasi portofolio di pasar Surat Berharga Negara (SBN) domestik dan internasional, seiring sentimen positif kepercayaan pelaku pasar sejalan dengan mulai meredanya ketidakpastian pasar keuangan global.

"Pemerintah berkomitmen tetap menjaga kredibilitas dengan memenuhi kewajiban pembayaran pokok dan bunga utang secara tepat waktu, serta mengelola ULN secara hati-hati, efisien, dan akuntabel," jelasnya dalam keterangannya, Kamis, 15 Februari.

Erwin menyampaikan sebagai salah satu komponen dalam instrumen pembiayaan APBN dan dalam rangka melanjutkan momentum pertumbuhan ekonomi, pemanfaatan ULN terus diarahkan untuk fokus mendukung upaya Pemerintah dalam pembiayaan sektor produktif serta belanja prioritas.

Adapun dukungan pembiayaan tersebut mencakup sektor jasa kesehatan dan kegiatan sosial sebesar 23,7 persen dari total ULN pemerintah, administrasi pemerintah, pertahanan, dan jaminan sosial wajib 18,9 persen, jasa pendidikan 16,6 persen, konstruksi 14,1 persen, serta jasa keuangan dan asuransi 9,7 persen.

Erwin menyampaikan posisi ULN pemerintah relatif aman dan terkendali mengingat hampir seluruh ULN memiliki tenor jangka panjang dengan pangsa mencapai 99,8 persen dari total ULN pemerintah