Bagikan:

JAKARTA - Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian mengungkapkan strategi yang akan dilakukan pemerintah untuk menghadapi ancaman kelangkaan dan kenaikan harga beras akibat mundurnya musim tanam dan gejolak geopolitik yang terjadi.

Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi, dan Persidangan Kemenko Perekonomian Haryo Limanseto mengatakan untuk mengatasi kenaikan harga beras, pemerintah telah memberikan tugas kepada Bulog untuk mempercepat dan mengoptimalkan penyaluran distribusi beras dan Stabilisasi Pasokan Harga Pasar (SPHP) ke pasar.

“Terus juga mempercepat impornya juga. Jadi yang mendapatkan penugasan Bulog, diperintahkan kepada Bulog mempercepat proses impor dan penyaluran,” ucapnya kepada awak media, Selasa 13 Februari.

Haryo menjelaskan terkait data dan penyaluran stok beras yang ada secara nasional saat ini berasal dari beberapa bagian.

“Jadi untuk penyaluran terkait dengan beras, dari Bulog juga, untuk SPHP 220.000 ton, terus kemudian penyaluran bantuan pangan 179.000 ton, terus kemudian impor beras 2023 yang sudah [sebanyak] 2,6 juta ton, itu 2023. Untuk 2024 karena baru 2 bulan 325.000 ton, terus kemudian dalam negeri 70.000 ton,” ungkapnya.

Namun, Haryo tidak dapat memperkirakan kapan harga beras akan kembali normal, hal tersebut lantaran bukan keahliannya.

"Kalau itu saya bukan ahli perkiraan. arahannya kan demand dan suplai, jadi kalau suplainya terpenuhi demandnya terpenuhi," tuturnya

Selanjutnya, Haryo juga menegaskan kelangkaan beras yang terjadi belakangan ini tidak ada kaitannya atau hubungannya dengan bantuan pangan pemerintah.

“Gara-gara bantuan pangan beras langka? Oh enggak kan, itu merupakan bagian dari itu untuk mengatasi pasokan pangan, menstabilkan harga,” jelasnya.

Haryo memastikan bahwa Kemenko Perekonomian terus melihat dan memantau perkembangan harga pangan termasuk beras dan terus berkoordinasi dengan Kementerian/Lembaga (K/L) terkait.

“Tadi baru ada rapat terkait tersebut yang dipimpin presiden. Artinya Kemenko Perekonomian memonitor perkembangan harga pangan termasuk beras dan berkoordinasi dengan stakeholders ya, K/L K/L terkait, kemudian juga memonitor di lapangan,” kata Haryo.

Sebagai informasi berdasarkan harga Badan Pangan Nasional (Bapanas), Selasa 13 Februari 2024. Harga beras jenis premium saat ini mencapai Rp15.830 per kg, padahal Harga Eceran Tertinggi (HET) berkisar Rp12.900 hingga Rp14.800-kg. Sementara beras jenis medium mencapai Rp13.900 per kg jauh lebih tinggi dari HET-nya hanya berkisar Rp10.900 hingga Rp11.800 per kg.