Bagikan:

JAKARTA - Pemilihan umum (Pemilu) 2024 tinggal dua hari lagi. Masyarakat pun akan segera memutuskan pilihan calon presiden dan wakil presiden pada 14 Februari 2024 mendatang.

Terkait hal tersebut, Direktur Eksekutif Institute For Development of Economics and Finance (Indef) Esther Sri Astuti memperkirakan adanya perputaran ekonomi hingga Rp100 triliun pada momentum tersebut.

"Menurut saya, saat Pemilu 2024 akan ada perputaran uang minimal sebesar Rp50 trilliun, bahkan bisa mencapai Rp100 triliun," ujar Esther kepada VOI, Senin, 12 Februari.

Esther menilai, perputaran ekonomi tersebut bisa mencapai angka Rp100 triliun lantaran banyaknya biaya-biaya yang dikeluarkan. Salah satunya adalah untuk mobilisasi massa.

"Karena ada banyak biaya-biaya yang dikeluarkan untuk mobilisasi massa, cetak poster, spanduk dan bahkan money politics," katanya.

Menurut Esther, meski ada tekanan daya beli akibat inflasi pangan. Namun, dia menilai, perputaran ekonomi saat Pemilu 2024 diprediksikan tetap tinggi.

"Meski ada tekanan daya beli akibat inflasi pangan, tapi tetap biaya-biaya kampanye dan konsolidasi untuk gathering voter lebih banyak akan dikeluarkan," imbuhnya.