JAKARTA - DBS Group Research memproyeksikan Bank Indonesia (BI) menurunkan tingkat suku bunga acuannya sebanyak 75 basis poin (bps) sampai menyentuh level 5,25 persen pada akhir tahun 2024.
Senior Economist DBS Bank Radhika Rao memperkirakan BI menurunkan tingkat suku bunga acuannya sebesar 25 bps pada kuartal III-2024 dan sebesar 50 bps pada kuartal IV-2024.
“BI, kita ekspektasinya (turun) 75 bps, mungkin 25 bps di kuartal III-2024 dan 50 bps di kuartal IV-2024,” ujar Radhika dalam acara bertajuk “Mengkaji Kebijakan BI, Pasokan Obligasi dan Prospek Perekonomian Indonesia 2024 di Jakarta, dikutip dari Antara, Rabu 7 Februari.
Radhika memproyeksikan bank sentral Amerika Serikat (AS) The Federal Reserve (The Fed) menurunkan tingkat suku bunga acuannya sebesar 100 bps pada tahun ini, dengan sebanyak 50 bps pada kuartal III-2024 dan sebanyak 50 bps pada kuartal IV-2024.
“Ekspektasi kita, di semester II-2024 The Fed akan menurunkan 100 bps. Jadi, sebanyak 50 bps di kuartal III dan 50 bps di kuartal IV,” ujar Radhika.
Dalam kesempatan sama, Equities Specialist DBS Group Research Maynard Arif menyebut selain melakukan penurunan suku bunga acuan, terdapat opsi lain bagi BI sebagai upaya menambah likuiditas dan membantu perekonomian dalam negeri Indonesia.
Baca juga:
“Dengan menurunkan Giro Wajib Minimum (GWM), itu bisa menambahkan likuiditas dan membantu perekonomian tanpa penurunan suku bunga,” ujar Maynard.
Dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI terakhir pada 16-17 Januari 2024, BI memutuskan untuk mempertahankan BI-Rate sebesar 6,00 persen, suku bunga Deposit Facility sebesar 5,25 persen, dan suku bunga Lending Facility sebesar 6,75 persen.
“Keputusan mempertahankan BI-Rate pada level 6,00 persen tetap konsisten dengan fokus kebijakan moneter yang pro-stability, yaitu untuk penguatan stabilisasi nilai tukar Rupiah serta langkah pre-emptive dan forward looking untuk memastikan inflasi tetap terkendali dalam sasaran 2,5 plus minus 1 persen pada 2024,” ujar Gubernur BI Perry Warjiyo.