Ini Kata Pengusaha soal Harga Nikel Anjlok
Nikel (Foto; Antara)

Bagikan:

JAKARTA - Ketua Dewan Pertimbangan Kamar Dagang Indonesia (Kadin) Anindya Bakrie mengatakan penurunan harga nikel tidak menjadi masalah bagi Indonesia.

Menurutnya Indonesia masih dapt mengolah nikel menjadi barang setengah jadi mealui hilirisasi sehingga bisa mengerek harga jual nikel dengan biaya yang lebih rendah. Dengan demikian, kata dia, dapat meningkatkan daya saing produk nikel.

"Kalau dari sisi nikel sendiri harga turun bisa dibilang tidak terlalu penting. Kenapa, karena artinya kita justru bisa memproses bahan baku menjadi bahan setengah jadi dengan harga lebih murah yg bisa meningkatkan competitiveness untuk para pembeli," ujar Anindya dalam sebuah diskusi di Jakarta yang dikutip Selasa 30 Januari.

Dikatakan Anindya, tantangan yang dihadapi Indonesia tidak terletak pada harga melainkan bagaimana kemampuan Indonesia mencari dana dan teknologi untuk memproses nikel secara optimal untuk kepentingan sendiri.

Anindya berpendapat jika Indonesia mampu melewati ujian ini, nikel tetap mampu menjadi komoditas yang diminati sehingga penyesuaian harga dapat terjadi dengan sendirinya.

"Kalau kita lolos ujian ini saya rasa nikel itu akan bisa tetap menjadi suatu yang diminati dan harganya akan adjusting sendiri karena kan supplay demand," imbuh Anindya.

Hal lainnya, kata dia, jika Indonesia mampu menyerap produk nikel dalam negeri dan banyak digunakan, berarti daur ulang nikel juga akan terjadi. Ia juga yakin hal tersebut dapat menurunkan harga nikel karena sebagian besar material yang telah dipakai dapat digunakan kembali hingga 99 persen.

“Kalau misalnya banyak digunakan dalam negeri artinya recycle-nya akan ada di dalam negeri juga. Nah, ini bisa membuat harganya bisa relatif makin rendah lagi karena yang sudah dipakai 99 persen bisa terpakai lagi. Nah, saya rasa itu merupakan suatu justru sebenarnya jangka panjang,” beber Anin.