JAKARTA - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) berencana untuk mengembangkan program shrimp estate atau skema budi daya udang berskala besar di Indonesia pada 2024 ini.
Adapun KKP berencana untuk mengembangkan shrimp estate di kawasan Waingapu, Sumba, Nusa Tenggara Timur (NTT).
Juru Bicara Menteri Kelautan dan Perikanan Wahyu Muryadi mengatakan, KKP akan menggunakan lahan pemerintah daerah (pemda) setempat yang tidak produktif.
"Betul (shrimp estate dikembangkan) di Waingapu, Sumba Timur, NTT. Memanfaatkan lahan tidak produktif di sana," ujar Wahyu kepada VOI, Kamis, 25 Januari.
Wahyu menyebut, KKP akan mulai mengembangkan pengerjaan shrimp estate tersebut pada Oktober mendatang.
"Nilai proyek sekitar Rp7 triliun. Diharapkan sebelum Oktober 2024 sudah bisa dimulai proses pengerjaannya," katanya.
Menurut Wahyu, pengembangan shrimp estate di kawasan tersebut tidak akan menggangu ekosistem mangrove.
Sebab, lahan yang akan digunakan tidak memiliki hutan mangrovenya.
"Kalau di Waingapu tidak akan merusak lingkungan karena sudah menerapkan standar budi daya ikan berkelanjutan sesuai studi kelayakan. Serta tak ada hutan mangrovenya," imbuhnya.
Sekadar informasi, shrimp estate sendiri merupakan skema budi daya udang berskala besar yang mana proses hulu hingga hilir berada dalam satu kawasan.
Proses produksinya pun didukung oleh teknologi agar hasil panen lebih optimal, mencegah penyakit serta lebih ramah lingkungan.
Hal ini diharapkan sesuai dengan konsep budi daya terintegrasi, yakni dengan pendekatan konsep hulu-hilir, korporasi perikanan budi daya berbasis kawasan dan zero waste, hilirisasi produk perikanan budi daya, akuakultur modern 4.0 serta pengelolaan kawasan budi daya tambak udang secara terintegrasi dengan melibatkan seluruh unsur, baik pemerintah pusat dan daerah, masyarakat dan swasta.
Adapun KKP telah membangun shrimp estate di Kebumen, Jawa Tengah, pada 2023.
Kabupaten Kebumen dipilih menjadi modelling untuk shrimp estate karena memiliki potensi kawasan tambak udang yang cukup baik.
BACA JUGA:
Shrimp estate tersebut dibangun di atas lahan seluas 100 hektare (ha).
Adapun 60 persen pembangunan shrimp estate sudah terealisasi, yaitu sekitar 60 ha berisi 149 petak tambak yang sudah dilengkapi dengan infrastruktur utama.
Infrastruktur tersebut seperti water intake, tandon, petak pemeliharaan, saluran IPAL, laboratorium, gudang pakan, gudang sarana produksi, bangunan pascapanen, rumah genset, rumah jaga tambak serta jalan produksi.