Bagikan:

JAKARTA - Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar-Mahfud mengungkapkan, bijih nikel dengan kadar tinggi atau saprolit hanya bertahan lima tahun dari sekarang.

Karena itu, kubu Ganjar khawatir banyaknya smelter membuat pasokan bijih nikel habis.

Awalnya, Wakil Sekretaris Tim Pemenangan Nasional Ganjar-Mahfud, Hotasi Nababan mengatakan, bijih nikel sendiri terbagi menjadi dua nikel kadar tinggi 1,7 persen (saprolit) dan kadar rendah di bawah 1,7 persen (limonit).

Dia menambahkan, nikel jenis saprolit ini diolah untuk menjadi stainless steel, baja dan lain-lain.

Namun sayangnya, pasokan cadangan nikel saprolit hanya cukup untuk 5-6 tahun ke depan.

“Ini berita bad news saprolit yang digunakan stainless steel, baja dan segala macam ternyata tinggal sedikit, hanya 5-6 tahun habis,” katanya dalam acara ‘Dilema Hilirisasi Tambang: Dibatasi atau Diperluas?’ di Jakarta, Kamis, 25 Januari.

Namun, sambung Hotasi, masih ada berita baik di mana umur nikel limonit masih cukup panjang.

Kata dia, cadangannya di dalam negeri masih cukup hingga sampai 20 hingga 30 tahun ke depan.

“Limonit yang kadar kecil itu, yang dipakai baterai masih bisa 20-30 tahun that’s the good news,” ucapnya.

Meski begitu, Hotasi bilang permasalahannya saat ini adalah Indonesia belum membangun industri baja di tengah tipisnya pasokan nikel saprolit.

“Bad news-nya kita, kita belum sempat membangun indsutri baja, stainless hanya ukuran 5-6 tahun akan habis,” jelasnya.