Bagikan:

JAKARTA - Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi menyampaikan terdapat beberapa poin penting hasil pertemuan bilateral antara Presiden Joko Widodo (Jokowi) dengan Perdana Menteri Pham Minh Chinh.

Retno mengatakan Vietnam adalah mitra strategis Indonesia di Asia Tenggara. Selain sebagai sesama anggota ASEAN, Vietnam juga menjadi salah satu mitra perdagangan yang penting serta tujuan investasi Indonesia.

Selain itu, terdapat lebih dari 32 perusahaan Indonesia yang beroperasi di Vietnam. Serta, Vietnam juga merupakan mitra pengembangan kerja sama teknologi yang juga sangat penting.

Adapun, kedua pemimpin menyepakati untuk mengintensifkan kerja sama perdagangan untuk terus ditingkatkan, terutama target perdagangan, setelah target perdagangan 10 miliar dolar AS yang seharusnya dicapai pada tahun 2023 telah tercapai pada tahun 2022.

Kedua pemimpin juga sepakat untuk membawa hubungan bilateral ke tingkat yang lebih tinggi dengan membuat rencana kerja sama detail dan konkret yang menguntungkan kedua belah pihak.

Retno menyampaikan kedua pemimpin juga sepakat untuk terus meningkatkan perdagangan serta meningkatkan perluasan akses pasar dan pengurangan hambatan perdagangan

"Untuk mencapai hal tersebut, kedua pemimpin menyampaikan bahwa target perdagangan ke depan adalah lebih tinggi dari 15 miliar dolar AS pada tahun 2028," kata Retno dalam keterangan resminya, dikutip Minggu 14 Januari 2024.

Kedua, di bidang investasi, Indonesia meminta dukungan Perdana Menteri Chinh untuk terus mendorong iklim investasi yang kondusif yang mengutamakan aspek perlindungan terhadap investor, terutama investor dari Indonesia.

"Karena, sekali lagi, banyak sekali investor Indonesia yang sudah beroperasi di sini. Dan ini menunjukkan keberpihakan Bapak presiden terhadap para Investor Indonesia yang melakukan kegiatan di luar negeri," imbuh Retno.

Ketiga, yaitu pada bidang ketahanan pangan Retno mengatakan Presiden Jokowi dan Perdana Menteri Chinh sepakat untuk mendorong kerja sama pertanian melalui kerjasama komoditas pangan strategis termasuk penelitian, pengendalian mutu dan smart farming.

Selanjutnya mengenai kerja sama perikanan. Di mana Indonesia mengapresiasi atas meningkatnya ekspor sektor perikanan ke Vietnam hingga hampir dua kali lipat pada tahun 2022.

"Bapak Presiden dan PM Chinh juga sepakat pentingnya upaya bersama untuk terus mendorong kolaborasi dan investasi termasuk untuk kemajuan industri perikanan dan upaya untuk pemberantasan IUU fishing," kata Retno.

Kemudian mengenai kerja sama energi terbarukan. Retno menyampaikan, Indonesia dan Vietnam sepakat bahwa kolaborasi antara negara ASEAN amat krusial untuk mencapai kemandirian di sektor ini.

Dan yang terakhir, Presiden Jokowi dan Perdana Menteri Chinh juga sepakat untuk terus bekerja sama menyelesaikan pekerjaan rumah ASEAN, termasuk dalam menyelesaikan krisis di Myanmar.