Bagikan:

JAKARTA - Kementerian Kelautan dan Perikanan mengoptimalkan Smart Fisheries Village (SFV) Unit Pelaksana Teknis (UPT) di Balai Besar Riset Budi Daya Laut dan Penyuluhan Perikanan (BBRBLPP) Gondol di Buleleng, Bali

Pada Ekspose SFV Budi Daya Laut, capaian penerimaan negara bukan pajak (PNBP) pada 2023 mencapai sebesar Rp788.896.900 atau 151,71 persen dari target PNBP pada 2023.

Capaian tersebut menunjukkan peningkatan jika dibandingkan dengan capaian tahun sebelumnya. Capaian PNBP SFV Budi Daya Laut pada 2022 berada di angka Rp442.540.928.

Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan (BPPSDM KP) I Nyoman Radiarta menekankan, esensi dari SFV UPT adalah optimalisasi aset.

Lewat program tersebut, pemerintah dapat meningkatkan PNBP serta menjadikannya sebagai model/showcase usaha budi daya laut yang dapat diadopsi masyarakat.

"Salah satu objek PNBP yaitu pengelolaan aset atau barang milik negara (BMN). Aset negara tersebut mempunyai peranan langsung untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang merupakan output dari pertumbuhan ekonomi," ujar Nyoman dalam keterangan tertulisnya, dikutip Rabu, 10 Januari.

Dalam pelaksanaannya, SFV Budi Daya Laut BBRBLPP yang merupakan UPT BPPSDM KP memiliki fokus pada pengembangan budi daya laut, khususnya komoditas kakap putih, bandeng, kerapu, kepiting, rajungan dan udang vaname.

Peningkatan PNBP didapat dari optimalisasi aset, yang mana saat ini SFV Budi Daya Laut BBRBLPP Gondol memiliki aset yang tersebar di tiga lokasi, yaitu di Desa Penyabangan, Desa Sumberkima dan Desa Pejarakan.

Desa Penyabangan menjadi fasilitas utama perbenihan budi daya laut. Di desa ini, tersedia berbagai sarana dan prasarana (sarpras) penunjang budi daya laut.

Sarpras itu di antaranya empat kolam berukuran 100 meter (m) kubik dan empat kolam berukuran sekitar 20 m kubik.

Seluruh kolam tersebut dimanfaatkan untuk pemeliharaan induk (broodstock center), hatchery perbenihan ikan laut (larval rearing) untuk pemeliharaan benih dan pendederan kakap putih serta ikan kerapu, fasilitas pendederan ikan laut (nursery) yang menghasilkan benih ikan dalam berbagai ukuran dan laboratorium khusus pakan alami dari spesies laut untuk kultur murni maupun kultur massal.

Sementara itu, di Desa Sumberkima, SFV BBRBLPP memiliki Instalasi Keramba Jaring Apung (KJA) yang ditunjang KJA High Density Polyethylene (HDPE) dengan 16 lubang.

Sedangkan di Desa Pejarakan, program SFV BBRBLPP memiliki Instalasi tambak berisi 13 petak dengan total luasan termanfaatkan 50.020 m persegi.

Dari aset tersebut, SFV Budi Daya Laut telah berhasil melaksanakan pengelolaan induk. Hasilnya induk ikan yang dipelihara mampu memijah dan menghasilkan telur yang digunakan dalam usaha perbenihan selain dijual sebagai PNBP.

Capaian produksi hasil usaha pengelolaan induk pada 2023 untuk produksi telur ikan bandeng mencapai Rp122.400.000 dan produksi telur ikan kakap mencapai Rp30.500.000.

Selain untuk PNBP, sebagian hasil produksi SFV berupa telur juga diberikan ke kelompok plasma sebagai pertanggungjawaban corporate social responsibility (CSR).

Adapun sepanjang 2023, SFV Budi Daya Laut menjadi lokasi praktik bagi 91 orang peserta didik.

Dalam rangka menghadapi era 5.0, SFV Budi Daya Laut melaksanakan percepatan digitalisasi yang dilakukan melalui implementasi dashboard SFV UPT BBRBLPP yang dapat dipantau secara online terintegrasi dalam website BBRBLPP.

Selain itu, otomatisasi kegiatan produksi juga dilakukan dengan pemantauan kualitas air. Hasil pemantauan bisa dilihat secara real-time melalui aplikasi Jala di smartphone maupun melalui web dashboard.