JAKARTA - Kinerja PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO) diperkirakan masih akan mencatatkan pertumbuhan kinerja di 2024. Diperkirakan pendapatan produsen Tolak Angin dan Kuku Bima Ener-G ini bisa tumbuh sekitar 5 persen hingga penghujung tahun 2024.
Analis Sucor Sekuritas Clara Nathania menjelaskan, tahun ini diperkirakan akan ada pemulihan permintaan usai daya beli tertekan pada 2023 di tengah inflasi makanan, dengan harga beras yang melonjak lebih dari 20 persen. Meski begitu, pemulihan tidak akan terlalu signifikan.
"Kami memproyeksikan pertumbuhan pendapatan sebesar 5% YoY pada tahun 2024," tulisnya dalam riset, dikutip Senin 8 Januari.
Ia pun menurunkan proyeksi pendapatan dan laba bersih SIDO di 2024. Pendapatan perseroan diturunkan sebesar 12 persen menjadi Rp3,47 triliun dan proyeksi laba bersih direvisi turun 14 persen menjadi Rp971 miliar.
Clara memproyeksikan SIDO akan menghasilkan pertumbuhan pendapatan yang moderat sebesar 8 persen CAGR selama lima tahun ke depan. Hal itu didukung oleh normalisasi daya beli masyarakat, ditambah dengan upaya strategis perusahaan untuk memperluas portofolio produk herbal dan bisnis RTD.
Sebagai catatan, Esemag, produk herbal yang baru saja diperkenalkan terus mempertahankan pertumbuhan lebih dari 100 persen YoY dan memberikan kontribusi sebesar 1 persen terhadap penjualan herbal secara keseluruhan. Sementara itu, bisnis RTD menyumbang 4 persen dari total penjualan F&B dan diperkirakan akan tumbuh lebih lanjut.
"Selain itu, SIDO akan terus meningkatkan ekspor setelah perusahaan memperoleh distributor baru di Filipina," paparnya.
Adapun untuk tahun 2023, Sucor Sekuritas memperkirakan pendapatan SIDO mencapai Rp3,31 triliun dan laba bersih Rp895 miliar. Dibandingkan capaian 2022, pendapatan dan laba bersih SIDO melorot 24,34 persen YoY dan 18,63 persen.
Namun secara kuartalan, masing-masing tumbuh 19,92 persen QoQ dan 52,73 persen QoQ. Hasl itu didorong dari pencairan bantuan sosial pemerintah serta normalisasi harga beras.
Baca juga:
Selain itu, perusahaan secara histroris menerapkan kenaikan harga di kuartal IV yang mendorong distributor untuk menstok produk. Clara juga menyebutkan bahwa manajemen SIDO menyatakan penjualan di bulan Oktober meningkat lebih dari 15 persen.
"Kami memperkirakan SIDO akan mencetak pendapatan yang lebih baik pada kuartal IV 2023 sebesar Rp949 miliar atau tumbuh 34 persen QoQ," paparnya.
Dari berbagai hal itu, Sucor Sekuritas mempertahankan rating hold SIDO dengan target harga Rp500. Clara melihat perusahaan masih memiliki potensi pertumbuhan dalam jangka panjang karena konsumsi produk per kapita perusahaan masih relatif rendah, sekitar 4 sachet per kapita.
"Kami melihat bahwa SIDO tetap menarik dalam jangka panjang dengan arus kas yang kuat dan posisi neraca yang kokoh, ditambah dengan 26 persen ROE 2024 dan 6 persen dividend yield," imbuhnya.