Bagikan:

JAKARTA - Berdasarkan data Ringkasan Eksekutif Luas Panen Padi di Indonesia 2023, Badan Pusat Statistik (BPS) memperkirakan produksi beras Indonesia turun 2,05 persen pada akhir tahun.

Plt Kepala BPS, Amalia Adininggar Widyasanti menyampaikan jika produksi padi dikonversikan menjadi beras untuk konsumsi pangan penduduk, produksi padi sepanjang Januari hingga September 2023 diperkirakan setara dengan 26,11 juta ton beras atau mengalami penurunan sebesar 58,56 ribu ton beras. Angka tersebut turun 0,22 persen jika dibandingkan Januari hingga September 2022 yang sebesar 26,17 juta ton beras.

Sementara itu, potensi produksi beras sepanjang Oktober hingga Desember 2023 ialah sebesar 4,78 juta ton beras. Dengan demikian, total produksi beras pada 2023 diperkirakan sekitar 30,90 juta ton beras atau mengalami penurunan sebesar 645,09 ribu ton beras. Angka tersebut turu 2,05 persen dibandingkan produksi beras pada 2022 yang sebesar 31,54 juta ton beras.

Adapun, produksi beras tertinggi pada 2023 terjadi pada Maret, yaitu sebesar 5,13 juta ton beras. Sementara itu, produksi beras terendah diperkirakan terjadi pada Desember, yaitu sebesar 1,11 juta ton beras.

"Kondisi ini mirip dengan tahun 2022, di mana produksi beras tertinggi terjadi pada Maret dan produksi beras terendah terjadi pada Desember," kata Amalia, dikutip Rabu 27 Desember.

Amalia menjelaskan angka luas panen dan produksi tahun 2022 merupakan angka tetap. Sementara itu, angka produksi padi dan beras 2023 merupakan angka sementara karena masih mengandung angka potensi luas panen Oktober hingga Desember.

Produksi padi diperoleh dari hasil perkalian antara luas panen (bersih) dengan produktivitas. Luas panen tanaman padi di lahan sawah dikoreksi dengan besaran konversi galengan. Sementara itu, untuk luas panen tanaman padi di lahan bukan sawah, luas galengan dianggap tidak ada (tidak dikoreksi dengan besaran konversi galengan).

Produksi beras diperoleh dari konversi produksi padi menjadi beras dengan menggunakan angka konversi gabak ke beras dan mempertimbangkan proporsi gabah/beras yang susut/tercecer dan untuk penggunaan nonpangan. Produksi padi dan beras dihitung pada level kabupaten/kota.

Berdasarkan Survei Kerangka Sampel Area (KSA) puncak panen padi pada 2023 terjadi pada bulan Maret dengan luas panen mencapai 1,65 juta hektare. Namun demikian, puncak panen padi pada Maret 2023 relatif lebih rendah atau turun sekitar 110,39 ribu hektare. Angka tersebut turun 6,27 persen dibandingkan Maret 2022.

Pada periode Januari hingga September 2023, realisasi panen tercatat sebesar 8,66 juta hektare atau mengalami penurunan sekitar 33,04 ribu hektare dibanding periode yang sama 2022 yang mencapai 8,69 juta hektare. Sementara itu, potensi luas panen padi pada Oktober hingga Desember 2023, mencapai 1,54 juta hektare.

Dengan demikian, total luas panen padi pada 2023 diperkirakan sebesar 10,20 juta hektare atau mengalami penurunan sekitar 255,79 ribu hektare. Angka ini turun 2,45 persen dibandingkan luas panen padi pada 2022 yang sebesar 10,45 juta hektare.

Adapun, produksi padi di Indonesia sepanjang Januari hingga September 2023 diperkirakan sebesar 45,33 juta ton gabah kering giling (GKG) atau mengalami penurunan sekitar 105,09 ribu ton GKG. Angka tersebut turun 0,23 persen dibandingkan Januari hingga September 2022 yang sebesar 45,43 juta ton GKG.

Sementara itu, berdasarkan amatan fase tumbuh padi hasil survei Kerangka Sampel Area (KSA) September 2023, potensi produksi padi sepanjang Oktober hingga Desember 2023 ialah sebesar 8,30 juta ton GKG.

Dengan demikian, total produksi padi pada 2023 diperkirakan sebesar 53,63 juta ton GKG atau mengalami penurunan sebanyak 1,12 juta ton GKG. Angka tersebut turun 2,05 persen jika dibandingkan 2022 yang sebesar 54,75 juta ton GKG.

Produksi padi tertinggi pada 2022 dan 2023 terjadi pada Maret, sementara produksi padi terendah pada 2023 diperkirakan terjadi pada Desember. Produksi padi pada Maret 2023 sebesar 8,92 juta ton GKG, sedangkan produksi padi pada Desember 2023 diperkirakan sebesar 1,93 juta ton GKG.

Di sisi lain, tiga provinsi dengan total produksi padi (GKG) tertinggi pada 2023 adalah Provinsi Jawa Timur, Jawa Barat, dan Jawa Tengah. Sementara itu, tiga provinsi dengan produksi padi terendah adalah Provinsi Kepulauan Riau, DKI Jakarta, dan Papua Barat.

Penurunan produksi padi yang cukup besar pada 2023 terjadi di beberapa wilayah sentra produksi padi seperti Sulawesi Selatan, Jawa Barat, dan Jawa Tengah. Di sisi lain, terdapat beberapa provinsi yang mengalami peningkatan produksi padi cukup besar, misalnya Nusa Tenggara Barat, Sumatera Barat, dan Sulawesi Tengah.