Bagikan:

JAKARTA – Badan Pusat Statistik (BPS) menyatakan bahwa terjadi penurunan luas produksi beras sebesar 1,55 persen pada Agustus 2023 dibandingkan dengan Juli 2023.

Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Pudji Ismartini mengatakan atas dasar itu hasil produksi (panen) juga diperkirakan bakal menurun.

“Produksi padi (beras) ini juga diprediksi juga turun sebesar 4,01 persen,” ujarnya saat menjawab pertanyaan wartawan di Jakarta, Jumat, 1 September.

Pudji menyebut bahwa ada potensi defisit dari produksi beras nasional.

“Dalam beberapa bulan ke depan hingga awal tahun produksi beras akan memasuki level rendah,” tuturnya.

Disebutkan bahwa, secara musiman defisit produksi beras selalu terjadi pada periode Agustus hingga akhir tahun.

“Perlu diketahui diwaspadai kenaikan harga beras di sejumlah wilayah akibat keterbatasan pasokan,” katanya.

Dalam kesempatan itu Pudji menerangkan pula jika lonjakan harga bahan pangan ini sudah terdeteksi di level produsen, yaitu adanya kenaikan harga gabah, baik yang Gabah Kering Panen (GKP) dan Gabah Kering Giling (GKG).

Dia mencatat, harga GKP Agustus adalah sebesar Rp5.833/Kg naik dari Juli yang sebesar Rp5.629/Kg. Begitu juga dengan GKG yang sebesar Rp6.760/Kg dari sebelumnya Rp6.389/Kg.

“Hal ini juga dipicu adanya persaingan harga oleh pemilik gabahnya itu sendiri, baik kepada petani maupun kepada penggilingan,” ucap dia.