Harga Pupuk dan Pestisida Melambung, Petani Parigi Moutong Sulteng Terpaksa Sewakan Lahan
Arsip- Petani Parigi, Kabupaten Parigi Moutong, Sulawesi Tengah

Bagikan:

JAKARTA - Petani di Kecamatan Torue, Kabupaten Parigi Moutong, Sulawesi Tengah (Sulteng) terdesak menyusul tingginya harga pupuk dan pestisida. Sebagian petani terpaksa menyewakan lahan kepada pemodal. 

"Terpaksa kami menyewakan lahan, karena tidak mampu membiayai pembelian obat-obatan pertanian," kata I Nyoman Muria, Petani Desa Tolai, di Parigi Moutong dilansir Antara, Selasa, 16 Februari. 

Beberapa tahun terakhir hasil panen petani di wilayah tersebut tidak maksimal, karena beban biaya produksi cukup tinggi. Belum lagi harga sejumlah komponen penunjang kegiatan pertanian terutama pestisida dan obat-obatan melambung. 

"Akhir-akhir ini kami hanya mampu memproduksi dua ton per hektar gabah kering saat panen, dibandingkan sebelum-sebelumnya hasil produksi kami cukup baik mampu menghasilkan lima ton per hektare," ucap Nyoman.

Dampak tingginya harga pestisida dan langkahnya pupuk bersubsidi mempengaruhi kualitas produksi beras, di tambah penggunaan bahan kimia yang berlebihan oleh petani.

"Kami tidak mampu menutupi biaya produksi, sementara hasil panen tidak memadai, sehingga langkah yang kami ambil yakni menyewakan lahan kepada orang memiliki modal lebih besar," kata dia menambahkan.

I Komang Rilu, petani lainnya menginginkan kehadiran pemerintah mengintervensi dan mencari solusi atas kelangkaan pupuk bersubsidi sekaligus dapat menekan harga obat-obatan yang masih tinggi.

"Kami berharap pemerintah bisa solusi, khususnya kami petani yang ada di Desa Tolai," ujarnya.

Selain itu, petani di desa tersebut juga mengalami gagal panen seluas 250 hektare akibat penggunaan bahan kimia yang tidak terkontrol.

Dampak dari gagal panen tersebut, berimbas pada hasil produksi petani anjlok hingga 60 persen per musim panen, akibatnya petani mengalami kerugian dari sisi materil.