SULTENG - Dinas Ketenagakerjaan dan Transmigrasi (Disnakertrans) Sulawesi Tengah (Sulteng) menerjunkan tim investigasi penyebab ledakan hebat di smelter PT. Indonesia Tsingshan Stainless Steel (ITSS) di kawasan Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP), Minggu 24 Desember.
"Kami telah mengerahkan tim untuk mencari tahu penyebab insiden ini," kata Kepala Dinas Ketenagakerjaan dan Transmigrasi (Disnakertrans) Sulteng Arnol Firdaus Bandu di Palu, Selasa, 26 Desember, disitat Antara.
Ia menjelaskan, saat ini juga tim Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) telah bergabung bersama pihaknya untuk melakukan investigasi bersama di kawasan industri tersebut.
Dalam kegiatan investigasi, pihaknya fokus pada tiga aspek yakni lingkungan, tenaga kerja dan peralatan sehingga dalam proses pendalaman butuh waktu yang cukup.
"Sementara saksi dan korban belum bisa dimintai keterangan sepenuhnya karena mereka sedang mengalami trauma dan masih dalam perawatan medis. Tentunya kami melakukan kerja ini secara profesional," ujarnya.
Menurut dia, aspek lingkungan tidak cukup hanya melihat kondisi internal kawasan industri di IMIP, lingkungan eksternal juga menjadi bagian dari langkah investigasi.
"Aspek lingkungan menyangkut infrastruktur dan penataan ruang juga menjadi perhatian apakah memadai dan nyaman bagi pekerja atau tidak, serta apakah infrastruktur yang ada sebanding dengan nilai investasi atau tidakm," ujarnya.
Ia juga meminta pihak perusahaan komparatif dalam mengakomodasi hak-hak karyawan yang menjadi korban dalam insiden itu.
Penyelidikan dilakukan secara komprehensif, termasuk manajemen penerapan aspek teknis keselamatan, kesehatan kerja lingkungan hidup (K3LH), karena aspek dapat mempengaruhi kecelakaan.
"Selama proses investigasi, kegiatan industri di lokasi kecelakaan kerja dihentikan sementara guna mempermudah proses penyelidikan secara detail," katanya.
BACA JUGA:
Ledakan tungku smelter milik PT ITSS di kawasan industri Kabupaten Morowali pada Minggu (24/12) menyebabkan 13 orang meninggal dunia, terdiri atas 4 tenaga kerja asing (TKA) asal China dan 9 tenaga kerja Indonesia (TKI), sementara 39 orang yang mengalami luka-luka atas peristiwa tersebut telah mendapat perawatan intensif.
Selain itu, sebanyak 29 korban mengalami luka berat, 12 korban mengalami luka sedang, serta lima korban mengalami luka ringan.
Kepala Divisi Media Relations Kawasan Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP) Dedy Kurniawan mengatakan manajemen PT IMIP telah menanggung seluruh biaya perawatan dan perawatan korban pasca kecelakaan, serta santunan bagi keluarga korban.
Menurut Dedy, tungku smelter No. 41 di lantai 2 yang terbakar, awalnya masih ditutup untuk operasi pemeliharaan.
Saat tungku tersebut sedang tidak beroperasi dan dalam proses perbaikan, terdapat sisa slag atau terak dalam tungku yang keluar, lalu bersentuhan dengan barang-barang yang mudah terbakar di lokasi.
Dinding tungku lalu runtuh dan sisa terak besi mengalir keluar sehingga menyebabkan kebakaran. Akibatnya, pekerja yang berada di lokasi mengalami luka-luka hingga korban jiwa.