JAKARTA - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menyebut, saat ini tengah berkoordinasi secara intens bersama pusat laboratorium forensik (Puslabfor) Kepolisian Daerah Sulawesi Tengah (Polda Sulteng) terkait insiden kecelakaan kerja meledaknya tungku smelter PT Indonesia Tsingshan Stainless Steel (ITSS) di Morowali, Sulawesi Tengah.
Kepala Badan Standardisasi dan Kebijakan Jasa Industri (BSKJI) Kemenperin Andi Rizaldi mengatakan, pihaknya akan memberikan keterangan lebih lanjut mengenai penyebab ledakan tersebut, setelah keluar hasil penyelidikan oleh Puslabfor Polda Sulteng.
"Kami dari Kemenperin masih terus memantau perkembangan terkait dengan hasil dari olah tempat kejadian perkara (TKP) atau penyelidikan yang dilakukan oleh Puslabfor Polda Sulteng. Mungkin nanti setelah ada hasil penyelidikan, Kemenperin akan memberikan rilis dengan Polda Sulteng," kata Andi dalam rilis penilaian IKI bulan Desember secara daring, Kamis, 28 Desember.
Andi menegaskan, langkah penyelidikan dengan menurunkan tim dari Puslabfor Polda Sulteng ini sudah sesuai dengan prosedur penanganan kecelakaan pada umumnya.
"Saat ini, tim dari Kemenperin sedang berkoordinasi intens dengan Puslabfor Polda Sulteng. Jadi, seperti prosedur pada umumnya apabila terjadi insiden, kepolisian dalam hal ini Polda Sulteng menurunkan tim dari Puslabfor," ujarnya.
Dia menambahkan, pihaknya saat ini tengah menantikan hasil dari penyelidikan yang dilakukan Puslabfor Polda Sulteng terkait dengan penanganan insiden tersebut.
"Jadi, saat ini kami masih menunggu hasil dari penyelidikan koordinasi antara Polda dengan tim Kemenperin," imbuhnya.
Diberitakan sebelumnya, Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menurunkan tim khusus penanganan kecelakaan kerja yang terjadi di pabrik pengolahan nikel PT Indonesia Tsingshan Stainless Steel (ITSS) yang beroperasi di Kawasan Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP), Sulawesi Tengah.
"Kami mendapat laporan bahwa pasca-kecelakaan ini, para korban ditangani dengan baik. Kami juga berharap agar perusahaan dapat kooperatif dengan tim investigasi kecelakaan kerja yang diturunkan ke lokasi. Semoga kejadian ini tidak terulang lagi," kata Juru Bicara Kemenperin Febri Hendri Antoni Arif dalam keterangan di Jakarta, Minggu.
BACA JUGA:
Febri menyampaikan, hasil inspeksi dari tim investigasi tersebut, selain untuk mengetahui penyebab musibah di PT ITSS, juga dapat menjadi evaluasi dari perusahaan untuk lebih baik lagi dalam pengawasan dan pengendalian terkait penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).
"Jadi Standard Operating Procedure (SOP) benar-benar dijalankan dengan benar, termasuk yang berkaitan dengan pekerjanya dan teknologi yang digunakan," tuturnya.
Ledakan tungku smelter milik PT ITSS ini telah menewaskan 19 pekerja.
Adapun rinciannya yakni, 11 orang merupakan tenaga kerja Indonesia dan 8 orang di antaranya tenaga kerja asing.
Sedangkan, total pekerja yang terdampak ledakan tungku smelter PT ITSS seluruhnya 59 orang.
Sebanyak 41 orang di antaranya merupakan tenaga kerja Indonesia dan 18 orang merupakan tenaga kerja asing (TKA) asal China.
Sementara itu, sebanyak 10 TKI kini sedang menjalani rawat jalan.