Bagikan:

JAKARTA - Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono mengatakan, RI masih tertinggal dalam sektor rantai pasok untuk pemenuhan pakan ikan budi daya. Sehingga, Indonesia masih ketergantungan impor pakan ikan.

"Kami belum punya kemampuan substitusi pakan. Yang terjadi seluruh pakan kami masih impor dan jumlahnya kurang lebih 89 persen," kata Menteri Trenggono dalam acara Pertemuan Nasional Pembangunan Perikanan Budi Daya Berbasis Ekonomi Biru di The Ritz Carlton Pacific Place, Jakarta, Senin, 18 Desember.

Menteri Trenggono mengatakan, apabila keran impor dari negara asing ditutup, nantinya pembudidaya di Tanah Air akan mengalami kesulitan.

Dengan adanya permasalahan ini, dia pun mengatakan, pihaknya akan bekerja sama dengan perguruan tinggi untuk mencari jalan keluar agar tidak bergantung pada impor bahan baku pakan ikan.

"Kami itu harus bergerak. Apabila kami tidak bisa melakukan itu, ujung-ujungnya kami akan jadi negara yang ketinggalan," ujarnya.

Lebih lanjut, kata Trenggono, langkah-langkah serius harus segera dilakukan agar Indonesia ke depannya bisa menjadi juara di negeri sendiri. Sehingga, tak bergantung lagi pada impor.

"Dengan demikian, kami tidak kalah dengan negara maju. Di Australia, Turki bisa budi daya tuna. Kami mulai di wilayah Zona 2, 717 dan 716, kami lakukan investasi budi daya tuna di sana. Kalau itu bisa kami lalui, ke depan masa depan (Indonesia) lebih baik untuk jadi yang terbaik," imbuhnya.