JAKARTA - Direktur Komersial PT Sucofindo (Persero) Darwin Abas mengatakan perlu adanya pembinaan dan penilaian pada pelabuhan untuk menopang konektivitas dan peningkatan daya saing perekonomian Indonesia.
“Penting untuk pelabuhan di Indonesia menerapkan konsep pelabuhan yang berkelanjutan karena mampu mengatasi permasalahan lingkungan, energi, sosial ekonomi dan perubahan iklim,” kata Darwin dikutip dari ANTARA, Kamis, 14 Desember.
Pembinaan dan penilaian tersebut bertujuan untuk meningkatkan kapasitas dan adaptasi pelabuhan. Menurut Darwin, hal itu dapat dilakukan salah satunya melalui penerapan green and smart port.
Dalam konteks itu, Sucofindo bersama dengan PT Biro Klasifikasi (Persero) atau IDSurvey, melakukan penilaian kriteria green and smart port terhadap pelabuhan.
Kriteria penilaian Green Port juga disusun merujuk pada Green Port Award System (GPAS) yang disusun oleh Asia-Pasific Port System Network (APSN), The World Association for Waterborne Transport Infrastructure (PIANC), International Association of Ports and Harbors (IAPH), serta disesuaikan dengan peraturan perundang-undangan terkait yang ada di Indonesia dan Internasional.
Di samping itu, Sucofindo juga menyediakan layanan validasi dan verifikasi yang telah terakreditasi oleh KAN untuk skema Gas Rumah Kaca (GRK) dan Nilai Ekonomi Karbon (NEK).
Hal itu bertujuan untuk mendukung dan memperkuat daya saing dalam mengatasi isu lingkungan.
BACA JUGA:
Perusahaan juga memiliki layanan untuk mendukung industri hijau atau green industry lainnya, seperti layanan ESG Consultation yang membantu pelaku usaha menyiapkan peta jalan atau roadmap ESG dan proses implementasi dan pelaporan ESG.
Kemudian, perusahaan juga melayani audit energi, konsultansi sustainable mining, sertifikasi green office, sertifikasi green building, konsultansi di bidang Energi Baru Terbarukan (EBT), Green Project Management, Sertifikasi Industri Hijau, Environmental Laboratory, monitoring dan konsultansi lingkungan dan Sertifikasi GGL (Green Gold Label).