Bagikan:

JAKARTA - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat penghimpunan dana di pasar modal sudah mencapai Rp230,59 triliun dengan emiten baru tercatat sebanyak 74 perusahaan melakukan penawaran umum perdana saham atau initial public offering (IPO) dengan total nilai emisi sebesar Rp52,99 triliun hingga 30 November 2023.

“Penghimpunan dana per November ini telah memenuhi capaian target di tahun 2023,” ujar Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif dan Bursa Karbon OJK, Inarno Djajadi dalam RDK bulanan November 2023 secara virtual, Senin 4 November.

Kemudian, total himpunan dana di pasar modal juga dikontribusikan dari 21 Penawaran Umum Terbatas (PUT) dengan total nilai emisi sebesar Rp50,99 triliun, dan sebanyak 11 penerbitan Efek Bersifat Utang atau Sukuk tercatat total nilai emisi Rp10,47 triliun, serta Penawaran Umum Berkelanjutan (PUB) Tahap I, II dan seterusnya memiliki total nilai emisi sebesar Rp116,14 triliun.

Sementara itu, pipeline penawaran umum pun masih terdapat 96 dengan perkiraan nilai indikatif sebesar Rp41,11 triliun yang diantaranya merupakan rencana IPO oleh emiten baru sebanyak 64 perusahaan.

Adapun, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tercatat menguat 4,87 persen ke level 7.080,74 pada November 2023. Indeks naik secara month to date jika dibandingkan dengan Oktober lalu yang berada di level 6.752,21.

Sementara, tekenan aliran dana asing tercatat keluar (outflow) non residen telah mereda, walaupun masih mencatatkan net sell sebesar Rp0,52 triliun secara month to date (mtd). Angka tersebut lebih baik jika dibandingkan dari bulan Oktober sebesar Rp8,10 triliun.

Sementara secara year to date, IHSG tercatat menguat sebesar 3,36 persen dengan non-resident membukukan net sell sebesar Rp13,86 triliun. Adapun pada Oktober 2023 netsell sebesar Rp13,34 triliun.

Dari sisi likuiditas, transaksi rata-rata pasar saham pada November 2023 tercatat naik menjadi Rp10,54 triliun (ytd), dibandingkan pada bulan Oktober 2023 sebesar Rp10,48 triliun (ytd).