Rupiah Diproyeksikan Melemah akibat Pasar Menunggu Data Inflasi AS
Ilustrasi (Foto: Dok. Antara)

Bagikan:

JAKARTA - Nilai tukar rupiah pada hari Jumat 1 Desember 2023 diperkirakan akan bergerak melemah akibat kekhawatiran pasar mengenai inflasi AS dari data indeks harga PCE untuk bulan Oktober.

Mengutip Bloomberg, nilai tukar Rupiah hari Kamis 30 November, Kurs rupiah spot melemah 0,75 persen ke Rp15.510 per dolar AS.

Sementara, kurs rupiah Jisdor melemah 0,64 persen secara harian ke level harga Rp15.484 per dolar AS.

Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi menyampaikan, Pejabat Fed mengatakan, penurunan inflasi baru-baru ini dan tanda-tanda melemahnya pasar tenaga kerja, menunjukkan bank sentral kemungkinan tidak akan menaikkan suku bunga lebih lanjut.

"Pelonggaran inflasi lebih lanjut juga dapat mendorong bank tersebut untuk menurunkan suku bunganya pada tahun ini," jelasnya dalam keterangan resminya Jumat, 1 Desember.

Menurut Ibrahim, pasar sekarang menunggu isyarat lebih lanjut mengenai inflasi AS dari data indeks harga PCE untuk bulan Oktober, yang akan dirilis hari ini.

Angka tersebut merupakan ukuran inflasi pilihan The Fed, dan kemungkinan akan menjadi faktor dalam sikap bank tersebut terhadap suku bunga dalam beberapa bulan mendatang.

Selain itu, pasar juga sedang menunggu data pembacaan kedua produk domestic bruto (PDB) AS kuartal ketiga 2023 juga akan dirilis hari ini, sementara angka PMI untuk bulan November, serta pidato Ketua Fed Jerome Powell, akan dirilis pada hari Jumat.

Kemudian, rilis data indeks manajer pembelian menunjukkan penurunan berkelanjutan dalam aktivitas manufaktur, karena mesin ekonomi terbesar Tiongkok ini berjuang menghadapi memburuknya permintaan luar negeri.

Angka tersebut menyoroti berlanjutnya pelemahan perekonomian Tiongkok, karena pemulihan pasca-COVID gagal terwujud.

Ibrahim menyampaikan, keresahan dan kegelisahan presifden Jokowi terhadap situasi perekonomian dan geopolitik global yang tengah tidak stabil, membuat pelaku pasar ikut kembali gelisah.

Inflasi dan suku bunga tinggi di Amerika Serikat (AS), Tiongkok yang ekonominya melambat dan mengalami krisis properti, serta tensi geopolitik yang meningkat seperti adanya Perang Ukraina vs Rusia, dan terbaru, konflik antara Israel dan pasukan Hamas di Gaza.

Meskipun begitu, Jokowi tetap mensyukuri pertumbuhan ekonomi Indonesia yang masih stabil di tengah kondisi seperti ini.

Sebagai informasi, pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal III 2023 tercatat berada di angka 4,94 persen.

Ibrahim memperkirakan, rupiah akan bergerak fluktuatif namun ditutup melemah pada perdagangan Jumat 1 Desember dalam rentang harga Rp15.500- Rp15.570 per dolar AS.