JAKARTA - Sekretaris Perusahaan PT Pupuk Kalimantan Timur (Pupuk Kaltim) Teguh Ismartono mengatakan, nilai investasi pada pembangunan pabrik pupuk di Kawasan Terpadu Fakfak, Papua Barat mencapai lebih dari 1 miliar dolar Amerika Serikat (AS) atau senilai Rp15,3 triliun.
"Kalau investasi, ya di atas 1 miliar dolar AS. Kalau bangun pabrik itu kan, satu pasar, mendekati sumber. Di sana kan bahan bakunya melimpah," kata Teguh dalam media gathering Pupuk Kaltim, di Jakarta, dikutip dari Antara, Rabu 29 November.
Teguh menyampaikan, pembangunan pabrik pupuk baru dari Pupuk Kaltim merupakan yang pertama sejak 40 tahun. Saat ini, Pupuk Kaltim telah memiliki lima pabrik pupuk, yakni dua pabrik di Sumatera, dua pabrik di Jawa, dan satu pabrik di Kalimantan Timur.
Pembangunan pabrik baru pun merupakan sebuah langkah untuk pengembangan industri pupuk di Papua, khususnya untuk menjangkau wilayah timur Indonesia.
Selain itu, pabrik tersebut dinilai sejalan dengan program pemerintah untuk mewujudkan kedaulatan pangan. Salah satu caranya adalah meningkatkan produktivitas dari tanaman melalui pemberian pupuk.
"Gas ini kan kalau di Kaltim tidak ada penemuan baru, tentunya mencari sumber gas baru. Selain itu program pemerintah kan, Indonesia timur belum ada pengembangan industri (pupuk) di Maluku dan Papua, ada program pemerintah juga rencana food estate," kata Teguh.
BACA JUGA:
Teguh mengatakan, pabrik di Fakfak kapasitas produksi mencapai 1,15 juta ton urea dan 825.000 ton amoniak. Dengan demikian, total produksi Pupuk Kaltim per tahun bisa mencapai 4,5 juta ton.
Lebih lanjut, hasil produksi ini nantinya akan disalurkan kepada 13 wilayah penugasan Pupuk Kaltim, yakni lima provinsi di Sumatera, tujuh provinsi di Kalimantan dan Nusa Tenggara.
"Saat ini Pupuk Kaltim kewajibannya ada 13 provinsi, itu semua harus terpenuhi. Nanti dengan tambahan ini (pabrik), kita enggak tahu untuk ke depannya apakah akan ditambah, tapi pastinya kemungkinan besar ditambah," ujar Teguh pula.