Bagikan:

JAKARTA - Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) Husky-CNOOC Madura Limited (HCML) berkomitmen untuk mendukung target produksi 12 miliar standar kaki kubik per hari (BSCFD) sesuai yang dicanangkan SKK Migas. Saat ini, HCML merupakan produsen gas terbesar di Jawa Timur.

VP Operations HCML, Perkasa Sinagabariang mengatakan sebagai operator dari Wilayah Kerja (WK) Madura Strait, Jawa Timur, HCML berkomitmen untuk tetap menjadi produsen gas terbesar di Jawa Timur khususnya dan Indonesia ke depannya.

Lebih lanjut, Perkasa mengatakan produksi puncak sales gas HCML saat ini sebesar 250 MMSCFD (juta standar kaki kubik per hari) dan merupakan yang terbesar di Jawa Timur dan Jawa Tengah. HCML saat ini memiliki 3 lapangan utama yang telah berproduksi, yaitu Lapangan BD, Lapangan 2M, dan Lapangan MAC.

“Dari tiga lapangan HCML, yakni lapangan BD, 2M (MDA-MBH), dan MAC, KKKS HCML menjadi produsen gas terbesar, secara persentase produksinya mencapai 30 persen dari total produksi gas di wilayah Jawa Timur,” ujar Perkasa saat ditemui di Metering Station (GMS) HCML, Pasuruan, Jawa Timur, Senin, 27 November.

Perkasa mengatakan produksi Lapangan BD didukung oleh 3 fasilitas utama yaitu Anjungan Sumur Lepas Pantai (offshore Wellhead Platform/WHP), Gas Metering Station (GMS) yang terletak di kota Pasuruan, dan fasilitas Produksi Terapung, Penyimpanan, dan Pembongkaran atau Floating Production, Storage, and Offloading (FPSO).

Adapun total kapasitas produksi dari lapangan ini sekitar 120 MMSCFD dan 8.000 BCPD (barel kondensat per hari). Berdasarkan data per 31 Oktober 2023, saat ini lapangan BD mengirimkan sales gas sebesar 110 MMSCFD dengan 6.000 barel kondensat per hari.

Sementara, Lapangan 2M (MBH dan MDA) memiliki konfigurasi dua fasilitas anjungan lepas pantai (Anjungan MBH dan MDA) dengan satu fasilitas produksi terapung (Floating Production Unit/FPU) dengan kapasitas produksi gas sebesar 127 MMSCFD dan kapasitas sales gas sebesar 120 MMSCFD.

“Fasilitas FPU sendiri memiliki kapasitas produksi sebesar 175 MMSCFD dan diharapkan akan menampung gas dari pengembangan lapangan lainnya dikemudian hari (MDK dan MBF),” jelasnya.

Perkasa mengatakan untuk lapangan MAC memiliki kapasitas produksi gas sebesar 54 MMSCFD dan kapasitas sales gas sebesar 50 MMSCFD. Lapangan MAC terdiri dari Wellhead Platform dan Mobile Offshore Production Unit (MOPU). MOPU Prameswari 8 memiliki keistimewaan tersendiri, karena menjadi MOPU pertama yang proses desain dan fabrikasinya dilakukan seluruhnya di Indonesia.

Lebih lanjut, Perkasa mengatakan 100 persen gas yang di produksikan HCML digunakan untuk mendukung kebutuhan pupuk, listrik dan industri domestik. Hal ini sejalan dengan kebijakan SKK Migas dalam mengutamakan kebutuhan energi dalam negeri.

“Kami berharap melalui 3 lapangan yang ada saat ini dapat mendorong pertumbuhan berbagai industri di Jawa Timur dalam menyerap potensi suplai gas dari HCML. Seperti kita ketahui dalam beberapa waktu mendatang akan ada beberapa pengembangan industri di Jawa Timur,” ujar Perkasa.

Sementara itu, Kepala Divisi Program dan Komunikasi SKK Migas, Hudi D Suryodipuro, mengatakan dengan tiga lapangan yang telah berproduksi dan beberapa lapangan baru yang akan dikembangkan, diharapkan tidak hanya akan membuat produksi HCML meningkat tetapi juga menjadi lebih terintegrasi untuk kegiatan produksi yang lebih masif.

Untuk rencana kedepan, HCML saat ini tengah mengembangkan dua lapangan baru yakni Lapangan MDK yang dijadwalkan onstream pada tahun 2026, dan Lapangan MBF pada tahun 2027.

“HCML akan terus berupaya untuk melakukan pengembangan lapangan-lapangan gas baru untuk memaksimalkan pemanfaatan gas bumi di Indonesia, hal ini juga dibarengi dengan tujuan untuk mendukung SKK Migas dalam pencapaian produksi gas sebesar 12 BSCFD (miliar standar kaki kubik per hari) pada tahun 2030,” tuturnya.