Bagikan:

SURABAYA - Kontraktor Kontrak Kerja Sama Husky CNOOC Madura Limited (HCML) berencana untuk mengajukan perpanjangan kontrak bagi hasil Blok Madura Strait atau production sharing contract (PSC).

Perpanjangan kontrak tersebut bakal dilakukan di kuartal pertama tahun depan.

VP Operations HCML Perkasa Sinagabariang mengatakan, perpanjangan kontrak ini juga bertujuan agar eksplorasi dapat terus dilakukan.

Terutama untuk menggali potensi-potensi yang belum dikembangkan.

“Pertama, kalau dilakukan proposal perpanjangan, kalau di-approve berarti kita akan melakukan eksplorasi dari potensi-potensi yang belum dikembangkan. Saat ini sudah ada beberapa potensi lapangan yang ada di-list tapi belum sempat dibor,” ucapnya ditemui di Metering Station (GMS) HCML, Pasuruan, Jawa Timur, Senin, 27 November.

Sekadar informasi, kontrak yang berlaku saat ini bakal berakhir pada Oktober 2032. Perpanjangan kontrak dilakukan lantaran HCML menilai konsesi dengan luasan mencapai 2.012,76 kilometer persegi itu masih prospektif hingga 2042 mendatang.

Perkasa menjelaskan permohonan perpanjangan kontrak yang akan diajukan tersebut berisi mengenai rencana eksplorasi lanjutan selepas konsesi berakhir pada 2032 mendatang.

“Tentunya kalau kita tidak melakukan apa-apa itu di 2032 pada saat expired mungkin produksinya tinggal seperempat dari sekarang ya,” katanya.

Di sisi lain, Perkasa mengatakan pihaknya berkomitmen untuk mengerjakan eksplorasi lanjutan jika otoritas hulu migas memberikan izin untuk perpanjangan kontrak yang diajukan nantinya.

Lebih lanjut, Perkasa mengatakam , produksi puncak sales gas HCML saat ini sebesar 250 MMSCFD (juta standar kaki kubik per hari) dan merupakan yang terbesar di Jawa Timur dan Jawa Tengah.

“Dari tiga lapangan HCML, yakni lapangan BD, 2M (MDA-MBH), dan MAC, KKKS HCML menjadi produsen gas terbesar, secara persentase produksinya mencapai 30 persen dari total produksi gas di wilayah Jawa Timur,” tuturnya.

Sekadar informasi, HCML saat ini memiliki tiga lapangan utama yang telah berproduksi, yaitu Lapangan BD, Lapangan 2M, dan Lapangan MAC.

Produksi Lapangan BD didukung oleh tiga fasilitas utama yaitu Anjungan Sumur Lepas Pantai atau offshore Wellhead Platform (WHP), Gas Metering Station (GMS) yang terletak di kota Pasuruan, dan fasilitas Produksi Terapung, Penyimpanan, dan Pembongkaran atau Floating Production, Storage, and Offloading (FPSO).

Lapangan BD adalah satu-satunya lapangan HCML yang memiliki kandungan H2S dan juga condensate, sehingga membutuhkan pengolahan yang cukup kompleks.

FPSO Karapan Armada Sterling III adalah satu-satunya anjungan terapung di Indonesia yang memiliki fasilitas Sulphur Recovery Unit.