Kembangkan EBT Infrastruktur, Basuki: Program Sampah Jadi Energi Diterapkan Lewat TPST
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono (Foto: dok. VOI)

Bagikan:

JAKARTA - Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono mengatakan, program pengolahan sampah menjadi energi diterapkan melalui Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) guna menghasilkan energi baru terbarukan (EBT).

"Kementerian PUPR mengembangkan program pengolahan sampah menjadi energi (waste to energy) untuk memanfaatkan gas metana yang dihasilkan dari limbah sebagai sumber energi alternatif yang sudah diterapkan di Balikpapan, Kalimantan Timur, dan Banjarbakula Kalimantan Selatan," kata Menteri Basuki dalam keterangan tertulisnya, dikutip Kamis, 23 November.

Menteri Basuki menyebut, penerapan metode Refuse-Derived Fuel (RDF) akan dilakukan melalui infrastruktur TPST.

"Kami menerapkan metode RDF, seperti pada Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Tritih Lor di Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, Cicukang Holis di Kota Bandung, Kersiman Kertalangu, Padangsambian Kaja, dan Tahura di Denpasar Kota, Bali," ujarnya.

Selain itu, Basuki mengatakan, pihaknya akan memperkuat pemanfaatan 187 bendungan eksisting dan 61 bendungan baru yang dibangun sejak 2015 hingga 2024, untuk menyediakan energi listrik terbarukan dari tenaga air dan tenaga surya.

Basuki menyebut, dari 61 bendungan baru yang dibangun, sebanyak 43 bendungan mempunyai potensi pembangkit listrik tenaga air sebesar 258 MW, termasuk Bendungan Way Sekampung (5,40 MW), Bendungan Jatigede (110 MW), Bendungan Leuwikeris (20 MW).

"Selain itu, kami berencana membangun 11 tambahan bendungan pada 2021-2027 yang memiliki potensi pembangkit listrik tenaga air sebesar 122 MW," ucap dia.

Dia menambahkan, bendungan juga memiliki potensi untuk menghasilkan energi listrik dengan metode pembangkit listrik tenaga surya terapung yang memanfaatkan lebih dari 20 persen luas permukaan genangan bendungan.

Adapun Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah meresmikan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Terapung Cirata dengan kapasitas sebesar 192 MW.

"Selain pembangkit listrik tenaga surya terapung, Bendungan Cirata juga melayani pembangkit listrik tenaga air dengan kapasitas 1.000 MW yang dibangun dan dioperasikan oleh PLN," ungkapnya.

Sesuai dengan arahan Presiden Jokowi, Indonesia terus berupaya mewujudkan agenda Tujuan Pembangunan Berkelanjutan atau Sustainable Development Goals melalui berbagai sektor, termasuk meningkatkan solusi energi berkelanjutan yang selaras dengan tujuan global tersebut.

Indonesia terus meningkatkan penyediaan EBT yang sejalan dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan ketujuh, yakni menjamin akses terhadap energi baru dan berkelanjutan yang andal serta terjangkau bagi semua pihak.

Dengan memilih produksi listrik melalui infrastruktur-infrastruktur EBT, maka hal tersebut dapat mengurangi emisi gas rumah kaca sejalan dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan ke-13, yaitu mengambil tindakan cepat untuk mengatasi perubahan iklim dan dampaknya.