Bagikan:

JAKARTA - PT Kawasan Industri Terpadu Batang (Grand Batang City) siap menerima investasi Penanaman Modal Asing (Foreign Direct Investment) Wanxinda Group Indonesia senilai Rp1 triliun di lahan industri seluas 98 hektare.

Wanxinda merupakan investor asing dari China, telah berdiri sejak 26 tahun lalu dan telah memiliki empat kawasan berbasis manufaktur di Guangzhou, Binzhou, Myanmar, dan kini mulai melebarkan sayapnya di Indonesia.

Keseriusan komitmen Wanxinda untuk berinvestasi di Grand Batang City ini ditandai dengan ditandatanganinya Perjanjian Pemanfaatan Tanah Industri (PPTI) oleh PT Wanxinda Green Travel Industry Development dan PT Wanxinda Batang Industry Land Investment di Menara Danareksa, Jakarta, Selasa 21 November.

Turut hadir dalam penandatangan PPTI ini Direktur Utama PT Danareksa (Persero), Yadi Jaya Ruchandi, Direktur Investasi PT Danareksa (Persero), Chris Soemijantoro, CEO Wanxinda Group, Chen Rilling, Vice President Wanxinda Group, Edwin Darmase]awan, Direktur Utama PT Kawasan Industri Terpadu Batang, Ngurah Wirawan selaku Direktur Utama dan Evi Afia]n selaku Direktur Keuangan dan Manajemen Resiko, serta jajaran Direksi lainnya.

Direktur Utama PT Danareksa (Persero), Yadi Jaya Ruchandi, menyebut dari 98 hektare (Ha) lahan yang dimanfaatkan oleh Wanxinda, akan dikerjasamakan dengan anggota holding klaster Danareksa mulai dari pematangan lahan, persiapan infrastruktur hingga berjalan operasionalnya.

"Nilai investasi ini besar sekali mencapai Rp1 triliun dan berpotensi untuk menciptakan lapangan kerja hingga 200 ribu orang, khususnya bagi masyarakat Jawa Tengah dan sekitarnya," kata Yadi Ruchandi.

Direktur Utama Grand Batang City Ngurah Wirawan menyampaikan, investasi Wanxinda merupakan bukti kepercayaan investor asing kepada Indonesia, dan Grand Batang City saat ini merupakan destinasi utama bagi Foreign Direct Investment.

Wanxinda diketahui memiliki beberapa segmen bisnis di Tiongkok, seperti IT dan media, produksi aksesoris untuk program teknologi, dan juga manufaktur travel goods.

Perusahaan tersebut berencana untuk mengembangkan dan membangun pabrik dan bersama-sama mempromosikan pembangunan ekonomi antara Indonesia dan Tiongkok. Wanxinda akan menarik investasi dan perusahaan dari Tiongkok dan negara lainnya.

Investasi Wanxinda di Indonesia merupakan ]tindak lanjut kerja sama Two Countries Twin Park antara Indonesia dan Tiongkok yang ditandatangani di pada 14 Juli 2021 silam oleh Menko Bidang Kemari]man dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan bersama Menteri Luar Negeri Tiongkok Wang Yi dalam bentuk penandatanganan nota kesepahaman (MoU) mengenai sinergi antara visi "Poros Maritim Dunia" Indonesia dengan "Inisiatif Road And Belt" milik Tiongkok.

Selanjutnya, pada peringatan 20 tahun sister province Provinsi Fujian dan Provinsi Jawa Tengah, bertempat di Kantor Gubernur Jawa Tengah, Grand Batang City melakukan penandatanganan nota kesepahaman (MoU) dengan PT Wanxinda Teknologi Industrial Park Development, disaksikan oleh Ganjar Pranowo, Gubernur Jawa Tengah.

Wanxinda menyampaikan ketertarikannya untuk berinvestasi di KITB antara lain karena lokasi KITB yang strategis berada di Pulau Jawa, memiliki jalur logistik multi akses yang terintegrasi, memiliki konsep Kawasan yang smart and modern melalui digitalisasi operasional kawasan, serta pengembangan kawasan yang memperha]kan konsep keberlanjutan (ESG).

Evi Afiatin, Direktur Keuangan PT KITB, menyampaikan bahwa KITB sangat optimis untuk menjadi Kawasan Industri yang sangat kompetitif di Asia, khususnya Asia Tenggara. Saat ini KITB tengah menyelesaikan RJPP (Rencana Bisnis Jangka Panjang Perusahaan) untuk mempercepat pembangunan dan operasional Kawasan seluas 4.300 hektare.

Selanjutnya Ngurah Wirawan menyampaikan bahwa KITB telah siap beroperasi pada semester satu tahun 2024, di mana Sebagian besar tenant fase-1 telah rampung membangun pabriknya dan siap beroperasi.

PT Danareksa (Persero) merupakan Holding dari tujuh Kawasan industri BUMN termasuk sebagai holding PT Kawasan Industri Terpadu Batang.