Bagikan:

JAKARTA - Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyebut, kapasitas produksi industri baja dan besi di Indonesia masih belum memenuhi target. Pasalnya, Indonesia baru bisa memenuhi 12 juta ton produksi dari total konsumsi yang dibutuhkan sekitar 16 juta ton.

"Konsumsi industri ini mendekati 16 juta ton, sementara produksi baru 12 juta ton," kata Menko Airlangga dalam acara IISIA Business Forum (IBF) 2023 di ICE BSD, Tangerang, Kamis, 9 November.

Airlangga pun menggenjot para produsen industri baja tersebut, salah satunya PT Krakatau Steel untuk mengupayakan pencapaian target tersebut.

"Produksi Krakatau Steel baru 3 juta dan targetnya 10 juta. Kami hanya menagih saja kapan fase kedua dengan Krakatau Posco," ujarnya.

Dia juga menegaskan, tak perlu ada kekhawatiran terkait dengan green steel atau industri baja berkelanjutan. Sebab, Indonesia sendiri sudah mampu mengolah blast furnace dari batu bara.

"Tidak semua orang bisa membuat blast furnace. Nah, Indonesia itu punya batu bara, iron ore nya dekat dari Australia sehingga kalau diproduksi, Indonesia menjadi the lowest cost steel manufacturing, bahkan bisa lebih murah dari wilayah utara atau China," ucap Airlangga.

Sehingga, lanjut dia, Indonesia tidak kekurangan apa pun untuk bisa menggenjot produksi baja di dalam negeri.

"Contohnya Morowali, enggak ada kalahnya kami. Ditambah lagi kami punya bahan baku, tenaga kerja, teknologi, pasar (market), bisa ekspor. 'Negara mana lagi yang punya seperti itu?' Indonesia adalah the largest steel production," jelas Airlangga.

Lebih lanjut, kata Airlangga, tentu pemerintah melihat industri baja ini membutuhkan energi yang besar untuk digantikan dengan energi hijau. Dengan begitu, diperlukan dekarbonisasi secepatnya.

"Energi ini bisa digantikan dengan energi hijau melalui berbagai alternatif. Industri baja yang saat ini memproduksi karbon diharapkan terjadi dekarbonisasi.

Pemerintah mendorong selain dalam permintaannya, juga terkait dengan Standar Nasional Indonesia (SNI)," ungkapnya.

Pada kesempatan sama, Direktur Utama PT Krakatau Steel (Persero) Tbk atau KRAS Purwono Widodo mengatakan, pihaknya akan mengupayakan untuk mencapai target produksi baja nasional yang diminta oleh pemerintah.

"Kalau kami, kan, punya kerja sama dengan Posco, kami sudah realisasi 3 juta ton. Nah, pada 2023-2024 ini kami sedang mematangkan untuk yang tahap kedua tambah 3 juta ton lagi. Kan, 3,3,4, nah itu yang pak Menko (Airlangga) tagih," imbuhnya.