Bagikan:

JAKARTA - Bakal calon Presiden (Bacapres) Anies Baswedan mengatakan, siap melanjutkan program hilirisasi yang saat ini dijalankan Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Ia mengatakan hilirisasi tidak bisa dihentikan. Namun, Anies mengatakan, hilirisasi ini tidak cukup.

Menurutnya, hilirisasi juga perlu didorong dengan reindustrialisasi.

“Kita akan melanjutkan hilirisasi sambil mendorong reindustrialisasi yang teman-teman ekonom sering ungkap berkali-kali. Hiliriasinya tidak bisa dihentikan, tapi itu tidak cukup harus ada reindustrialisasi,” ujarnya dalam acara Sarasehan 100 Ekonom Indonesia, di Jakarta, Rabu, 8 November.

Lebih lanjut, mantan gubernur DKI Jakarta itu mengatakan, dengan reindustrialisasi akan menciptakan 15 juta lapangan pekerjaan baru dalam lima tahun ke depan.

“Reindustrialisasi ini mudah-mudahan bica menciptakan lapangan pekerjaan minimal 15 juta new employment di periode 5 tahun ke depan. Ini dibuat orientasi itu terjadi,” ucapnya.

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menegaskan, rakyat harus berani mengingatkan pemimpin berikutnya untuk terus melanjutkan hilirisasi di segala bidang.

“Jadi jangan ekspor bahan mentah, nanti tolong diingatkan pemimpin yang akan datang jangan ekspor bahan mentah, rakyat harus berani mengingatkan mengenai itu,” seru Presiden Jokowi dikutip dari YouTube Sekretariat Presiden dari Jakarta, Sabtu, 19 Agustus.

Jokowi untuk kesekian kalinya mengingatkan pentingnya hilirisasi di segala bidang. Hilirisasi adalah upaya menjadikan bahan mentah menjadi barang setengah jadi, atau barang jadi sebelum diekspor.

Lebih lanjut, Jokowi menegaskan, bangsa Indonesia sudah lebih dari 400 tahun, sejak zaman Vereenigde Oostindische Compagnie (VOC), selalu mengekspor bahan mentah. Meski mendapat uang dari ekspor bahan mentah itu, namun jumlahnya sangat kecil.

Dia kembali mencontohkan hilirisasi nikel yang sudah berhasil dilakukan pemerintahan saat ini. Sebelum dilakukan hilirisasi periode tahun 2020, hilirisasi nikel hanya memberikan profit Rp32 triliun dalam satu tahun. Setelah dilakukan hilirisasi, keuntungan naik berlipat-lipat menjadi Rp510 triliun.

Jokowi menegaskan negara memperoleh royalti serta pajak dari perusahaan eksportir tersebut. Di sisi lain, dengan hilirisasi maka lapangan kerja terbuka di dalam negeri.

“Karena negara dari nikel itu sekali lagi dapat PPn pajak pertambahan nilai, dapat PPh perusahaan, dapat PPh karyawan, dapat royalti, dapat penerimaan negara bukan pajak, dapat bea ekspor, dapat banyak sekali,” tuturnya.

“Dan khusus kayak Freeport, karena kita menjadi pemilik saham terbesar, kita masih mendapatkan lagi dividen, jadi itu yang namanya hilirisasi,” imbuhnya.