Bagikan:

JAKARTA - Calon Presiden (capres) Ganjar Pranowo mengatakan, hilirisasi perlu diperluas tidak hanya terpaku pada satu komoditas yakni nikel.

Dia mengaku akan memperluas hilirisasi ke sektor keluatan hingga perkebunan.

“Hilirisaai yang dilanjutkan bukan hanya sekadar cerita. Hari ini hilirisasi lagi apa sih, lagi nikel toh. Maka saya sampaikan kenapa kita tidak melakukan hilirisasi ke produk laut atau industri maritim kita,” ucapnya saat ditemui di Menara Bank Mega, Kuningan, Jakarta, Rabu, 8 November.

Menurut Ganjar, Indonesia juga memiliki potensi hilirisasi untuk sektor perkebunan.

Karena itu, kata dia, produk perkebunan yang saat ini hanya menjadi Biodiesel atau crude palm oil (CPO) bisa dikembangkan menjadi produk farmasi.

“Hilirisasi hasil perkebunan kita. Sawit kita jadi apa? Jadi Biodiesel, jadi CPO Kenapa tidak jadi farmasi? Kenapa tidak jadi kosmetik?,” tuturnya.

Bahkan, Ganjar mengatakan, Indonesia juga bisa melakukan hilirisasi untuk industri digital Tanah Air.

Apalagi, kata dia, Indonesia memiliki sumber daya manusia yang mumpuni untuk melakukannya.

“Hilirisasi industri digital kita. Infrastruktur ada, SDM ada, ekonomi kreatif muncul. Kenapa tidak kita hilirisasi? Jadi hilirisasi ada potensi dari berbgai sektor,” ucap Ganjar.

Sebelumnya diberitakan, bakal calon presiden Ganjar Pranowo janji akan memperkuat kebijakan hilirasi yang telah dicanangkan Presiden Joko Widodo.

Ganjar menegaskan, ia tidak akan membatasi hilirisasi hanya pada sektor pertambangan, melainkan juga akan memperluasnya ke sektor-sektor lain seperti perkebunan dan kelautan.

Ia berkomitmen untuk melaksanakan hilirisasi ini sambil menyelesaikan program-program yang telah dicanangkan oleh pemerintahan Jokowi sebelumnya.

“Sawit aja selama ini baru CPO, kita belum bicara kosmetik, obat-obatan yang ada di sana, tapi itu butuh riset. 1 persen dari PDB saja, bisa dipakai untuk riset terbayangkan enggak dengan kekuatan yang ada, itu komitmen,” tutur Ganjar dalam keterangannya, Selasa, 26 September.

Ganjar juga menyoroti potensi ekonomi kelautan dan pesisir yang luar biasa di Indonesia, dengan mencontohkan potensi rumput laut yang tersebar di pantai-pantai Indonesia.

Dengan kedalaman hingga 15 meter ini dapat dijadikan sebagai pusat pertumbuhan ekonomi yang strategis.

Selain itu, Ganjar memberikan penekanan pada penurunan Incremental Capital Output Ratio (ICOR) yang saat ini berada di kisaran 8,16 persen, ICOR yang tinggi merupakan salah satu pemicu biaya investasi yang mahal di Indonesia, yang menghambat pertumbuhan ekonomi. Ganjar menyatakan bahwa salah satu strategi untuk menurunkan angka ICOR adalah dengan tegas dan konsisten memerangi tindak pidana korupsi di berbagai sektor.

“Ini komitmen, yakin enggak kalau mau memberantas. Kalau hal seperti ini kita enggak serius yasudah, tuduhan oligarki, tuduhan nepotisme, tuduhan enggak serius menegakkan akan terjadi dan kita menjadi pura-pura, ICOR kita meledak karena enggak serius,” tegasnya.