Begini Strategi Hutama Karya untuk Sehatkan Keuangan
Ilustrasi Rupiah (foto: dok. Antara)

Bagikan:

JAKARTA - PT Hutama Karya (Persero) mengungkapkan sejumlah strategi yang dipakai untuk menyehatkan kembali keuangan perseroan di sektor BUMN Karya. Mengingat, sepanjang semester I 2023, lima perusahaan BUMN Karya tercatat memiliki total liabilitas atau utang besar.

Kelima perusahaan tersebut adalah PT Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT), PT PP (Persero) Tbk (PTPP), PT Wijaya Karya (Persero) Tbk, PT Adhi Karya (Persero) Tbk (ADHI), dan PT Hutama Karya (Persero).

"Hutama Karya berhasil bangkit (survive) dengan penerapan sejumlah strategi, yaitu perolehan Penyertaan Modal Negara (PMN), restrukturisasi keuangan,, dan kerja sama investasi," kata Tjahjo dalam siaran pers yang diterima VOI, Kamis, 2 November.

Tjahjo mengatakan, ada strategi lainnya yang dilakukan Hutama Karya agar tetap bisa menjalankan proyek-proyek yang telah ditugaskan pemerintah kepada mereka.

"Kami juga melakukan realignment portofolio bisnis untuk meningkatkan efisiensi, serta melakukan restrukturisasi lainnya yang mencakup perbaikan tata kelola perusahaan, optimalisasi manajemen risiko, dan transformasi teknologi secara berkelanjutan," ujarnya.

Menurut Tjahjo, dari sejumlah upaya yang dilakukan, strategi PMN dan kerja sama investasi menjadi dua strategi andalan untuk menyehatkan keuangan perseroan. "Kedua strategi ini efektif dalam mempertahankan likuiditas dan solvabilitas perusahaan," ucap dia.

Dia berharap, dengan berbagai upaya yang telah dilakukan, Hutama Karya bisa terus melakukan peningkatan kerja, baik dari sisi pertumbuhan kontrak baru maupun penyehatan kinerja keuangan.

"Hutama Karya berkomitmen untuk mempertahankan tingkat profitabilitas, solvabilitas, dan likuiditas pada level yang optimal," tuturnya.

Adapun PT Hutama Karya (Persero) mencatatkan laba bersih sebesar Rp34 miliar pada kuartal III 2023, berbanding terbalik dengan periode yang sama tahun 2022 yang membukukan rugi Rp992 miliar.

Sementara itu, hingga akhir 2023, Hutama Karya masih optimis bisa mencatatkan laba bersih dan mengejar perolehan sejumlah kontrak baru.