JAKARTA - PT Hutama Karya (Persero) mendapatkan dua kontrak baru, yakni proyek pembangunan Gedung Infrastruktur Tahap 2 Kawasan Karawang Paket 9 milik Bank Indonesia (BI) dan rehabilitasi Jalan Kota Paket 11 Seksi Kota Maliana Tahap 2 di Timor Leste dengan total nilai Rp484 miliar.
Executive Vice President (EVP) Sekretaris Perusahaan Hutama Karya Adjib Al Hakim menyebut, bahwa proyek pembangunan Gedung Infrastruktur Tahap 2 Kawasan Karawang Paket 9 milik BI merupakan rangkaian dari pembangunan Sentra Pengolahan Uang (SPU) yang bertujuan untuk meningkatkan efisiensi proses bisnis dan akuntabilitas pengelolaan uang rupiah di Indonesia.
"Proyek senilai Rp166 miliar ini akan dikerjakan selama 240 hari kalender, dimulai sejak Juni lalu dan ditargetkan selesai pada Februari 2025 mendatang," ujar Adjib dalam keterangan resminya, dikutip Selasa, 13 Agustus.
Dalam proyek ini, Hutama Karya mengerjakan berbagai aspek penting yang mencakup pekerjaan persiapan, pembangunan akses jalan, utilitas hingga mechanical serta electrical dan plumbing.
Sementara untuk proyek lainnya, yakni rehabilitasi Jalan di Kota Maliana, kontrak telah ditandatangani secara terpisah oleh EVP Divisi Sipil Umum Hutama Karya periode 2019-2024 Ari Asmoko dan Minister of Public Works Republik Demokratik Timor Leste, Samuel Marçal pada Kamis, 4 Juli 2024.
Adjib mengatakan, Hutama Karya akan merehabilitasi jalan utama di Kota Maliana sebagai pusat perekonomian di wilayah Distrik Bobonaro yang merupakan kota terbesar ketiga di negara Timor Leste dengan panjang mencapai 18,8 kilometer (km).
"Ini merupakan lompatan Hutama Karya sebagai champion di bidang infrastruktur jalan untuk mulai menggarap proyek-proyek di luar negeri. Dalam proyek ini, kondisi eksisting jalannya mengalami kerusakan yang mengganggu pasokan barang, jasa serta mobilitas menuju kota tersebut. Sehingga, diperlukan perbaikan segera," tuturnya.
BACA JUGA:
Pada proyek ini, Hutama Karya menggarap serangkaian pekerjaan dari beberapa tahapan konstruksi. Di antaranya penggalian tanah, penyiapan badan jalan, timbunan lapis pondasi, pengaspalan hingga pembuatan saluran drainase serta trotoar.
Untuk menyelesaikan proyek yang ditargetkan rampung pada September 2025 mendatang, Hutama Karya menyiapkan strategi percepatan dengan terlebih dahulu memahami kondisi eksisting di lapangan guna mempersiapkan rencana mitigasi yang tepat dan efektif.
Selain itu, perseroan akan memastikan pasokan sumber daya dan material tercukupi. Sehingga, pekerjaan dapat berjalan lebih efisien, melakukan koordinasi secara intens dengan pihak-pihak terkait untuk memastikan kelancaran operasional proyek serta memberikan pelatihan intensif kepada tenaga kerja dan subkontraktor.
"Diraihnya kontrak pembangunan ini tidak hanya akan menambah portofolio Hutama Karya dalam mendukung pembangunan fasilitas pengelolaan keuangan negara, tetapi juga memperluas jangkauan proyek hingga ke luar negeri," pungkasnya.