Bagikan:

JAKARTA - Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan menggelar lelang Surat Utang Negara (SUN) pada hari Selasa 31 Oktober, total penawaran yang masuk pada lelang kali ini sebesar Rp35,87 triliun.

Angka tersebut lebih tinggi jika dibandingkan dengan hasil lelang SUN dua pekan sebelumnya yang mencapai Rp16,99 triliun.

Direktur Surat Utang Negara Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kemenkeu, Deni Ridwan mengatakan ditengah sikap wait and see investor menunggu keputusan FOMC meeting minggu ini, lelang SUN pada kemarin berhasil menarik minat investor dengan peningkatan signifikan dari lelang SUN sebelumnya.

"Total incoming bids tercatat naik menjadi Rp35,87 triliun dari Rp16,99 triliun," Jelasnya dalam keterangannya, Rabu 1 November.

Deni menambahkan Meningkatnya likuiditas perekonomian dan kinerja positif APBN sampai dengan akhir September 2023 serta diterbitkannya seri baru SUN menjadi faktor yang mendukung lelang SUN hari ini.

Sementara itu, kebijakan The Fed yang diyakini akan mempertahankan suku bunga di level yang tinggi untuk jangka waktu yang lebih lama dan semakin meningkatnya tensi geopolitik di Timur Tengah, menjadi faktor yang harus diwaspadai ke depannya.

Deni menymapaikan penerbitan SUN seri baru FR0101 dengan tenor 6 tahun sebagai calon SUN seri benchmark tenor 5 tahun untuk tahun 2024 mendapat sambutan positif.

"Hal ini tercermin dari penawaran yang masuk pada seri tersebut yang mencapai Rp12,94 triliun atau 36,1 persen dari total incoming bids, dan dimenangkan sebesar Rp10,45 triliun atau 54,14 persen dari total awarded bids. Incoming dan awarded bids seri tersebut merupakan yang terbesar pada lelang hari ini," ujarnya.

Jumlah penawaran dari investor asing pada lelang SUN hari ini meningkat mencapai Rp4,86 triliun dari Rp2,58 triliun pada lelang SUN sebelumnya.

Mayoritas penawaran investor asing tersebut berada pada SUN bertenor 6 dan 11 tahun sebesar Rp3,47 triliun atau 71,4 persen dari total incoming bids investor asing, dan dimenangkan sebesar Rp2,78 triliun atau 14,4 persen dari total awarded bids.

Menurut Deni mayoritas minat investor masih pada SUN berjangka waktu menengah sampai dengan panjang, khususnya SUN dengan tenor 6 dan 11 tahun.

Jumlah penawaran masuk untuk kedua seri SUN tersebut mencapai Rp19,54 triliun atau 54,48 persen dari total incoming bids, dan dimenangkan sebesar Rp14,55 triliun atau 75,38 persen dari total awarded bids.

Pada lelang SUN kemarin, Pemerintah kembali menawarkan seri FRSDG001 yang merupakan seri Sustainable Development Goals (SDGs) Bond yang ditawarkan di pasar domestik untuk melengkapi SDGs Bond yang diterbitkan di pasar global.

Deni mengatakan, investor merespon positif penerbitan seri tersebut, tercermin dari incoming bids yang mencapai Rp2,69 triliun atau 7,49 persen dari total incoming bids dan dimenangkan sebesar Rp1,65 triliun atau 8,55 persen dari total awarded bids.

Di sisi lain, Deni menyampaikan volatilitas pasar keuangan dalam beberapa waktu terakhir kembali secara umum mendorong kenaikan tingkat imbal hasil yang diminta investor pada lelang kali ini.

Namun untuk Surat Utang Tematik Sustainable Development Goals (SDG) seri FRSDG001 pemerintah dapat menerbitkan obligasi yang lebih rendah sekitar 10 bps dari secondary market hari sebelumnya.

"Dengan mempertimbangkan yield SBN yang wajar di pasar sekunder, rencana kebutuhan pembiayaan tahun 2023, dan kondisi APBN terkini, Pemerintah memutuskan untuk memenangkan penawaran sebesar Rp19,3 triliun pada lelang SUN hari ini . Sesuai dengan kalender penerbitan Surat Berharga Negara (SBN) tahun 2023, lelang penerbitan SUN selanjutnya akan dilaksanakan pada tanggal 14 November 2023," tutupnya.