Ajukan Perpanjang Izin Ekspor Konsentrat, Bos Freeport Beri Penjelasan
Ilustrasi tambang (Foto: dok. Antara)

Bagikan:

JAKARTA - PT Freeport Indonesia (PTFI) diketahui kembali mengajukan izin untuk memperpanjang relaksasi izin ekspor konsentrat tembaga setelah Mei 2024 kepada Presiden Joko Widodo. Padahal, berdasarkan izin yang dikeluarkan, Freeport hanya boleh melakukan ekspor sampai Mei 2024 atau hingga proyek smelter Gresik rpung dikerjakan.

Direktur Utama PT Freeport Indonesia (PTFI), Tony Wenas mengatakan jika proses pengajuan tersebut masih berlangsung dan pihaknya telah mantap mengajukan perpanjangan izin relaksasi.

"Iya masih berproses semoga bisa dimaklumi," ujar Tony yang dikutip Selasa, 24 Oktober.

Tony menjelaskan, alasan PTFImengajukan izin relaksasi adalah industri pemurnian Gresik memerlukan waktu untuk bisa mencapai kapasitas 100 persen produksi sehingga PTFI masih harus melakukan ekspor konsentrat tembaga. Untuk sampai pada kapasitas penuh, smelter tersebut butuh waktu setidaknya sampai akhir tahun 2024.

"Smelter kita mulai beroperasi itu bulan Mei. Tapi kan itu butuh waktu untuk sampai ke 100 persen produksi. Nah itu baru sampai 100 produksinya Desember 2024, secara bertahap. Nah, jadi memang dari sebelumnya sudah dibicarakan dengan pemerintah adalah harapannya adalah bisa tetap melakukan ekspor sebagian itu sampai dengan akhir 2024, sampai dengan Desember," beber Tony.

Berdasarkan amanat UU No 3 tahun 2020 tentang Pertambangan Mineral dan Batu Bara (Minerba), pemerintah mulai menghentikan ekspor komoditas mineral mentah termasuk konsentrat tembaga setelah 10 Juni 2023, namun Freeport diizinkan ekspor sampai smelter yang dibangun mulai operasi pasar 2024.

Di sisi lain, Kementerian ESDM juga memiliki formula pemberian sanksi keterlambatan fasilitas pemurnian mengacu Keputusan Menteri ESDM Nomor 89 Tahun 2023 tentang Pedoman Pengenaan Denda Administratif Keterlambatan Pembangunan Fasilitas Pemurnian Mineral Logam di Dalam Negeri.

Sanksi pertama yang akan dikenakan adalah penempatan jaminan kesungguhan sebesar 5 persen dari total penjualan pada periode 16 Oktober 2019 sampai 11 Januari 2022 dalam bentuk rekening bersama (Escrow account). Menanggapi hal ini, Tony menegaskan jika pihaknya telah menggelontorkan biaya yang tidak sedikit untuk pembangunan smelter.

"Jaminan kesungguhan itu kan lucu. Ini jaminan kesungguhan kan biasanya kan diberikan atau dikenakan kepada mereka yang belum membangun ya bahwa lu sungguh-sungguh membangun. Kita udah spending 2,6 miliar dolar masa dibilang pake jaminan, 2,6 miliar dolar udah dibelanjakan. Kan ga mungkin mundur," pungkas Tony.