Realisasi Investasi RI Capai Rp374 Triliun pada Kuartal III-2023
Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia. (Foto: Dok. ANTARA)

Bagikan:

JAKARTA - Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mencatatkan realisasi investasi Indonesia dengan hasil yang positif pada Juli hingga September 2023 atau triwulan III-2023 sebesar Rp374,4 triliun.

Angka tersebut lebih tinggi jika dibandingkan kuartal II-2023 sebesar Rp 374,4 triliun dan kuartal III-2022 sebesar Rp 307,8 triliun.

Adapun pada Juli hingga September 2023, realisasi ini mencapai 26,7 persen dari target presiden pada 2023 yang mencapai Rp1,400 triliun dan 34 persen dari target renstra Rp1,099 triliun

Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia mengatakan, triwulan III merupakan triwulan yang krusial yang akan menentukan apakah target di 2023 tercapai atau tidak.

Bahlil menyampaikan, sebagai salah satu syarat untuk pertumbuhan ekonomi diatas 5 persen, target tersebut harus diwujudkan, walaupun kondisi ekonomi global yang belum pulih total dan di domestik adanya momentum pemilu.

"Pada Juli hingga September 2023, realisasi investasi sudah mencapai Rp374,4 triliun," kata Menteri Investasi Bahlil Lahadalia dalam konferensi pers, Jumat, 20 Oktober.

Adapun, rinciannya penanaman modal asing (PMA) mencapai Rp196,2 triliun (52,4 persen), tumbuh 16,2 persen secara yoy dan 5,3 persen secara qoq.

Sisanya adalah penanaman modal dalam negeri (PMDN) sebesar Rp178,2,5 triliun (47,6 persen), tumbuh 28,2 persen secara yoy dan 7 persen secara qoq.

Secara wilayah, Investasi di luar Jawa masih mendominasi dengan 51 persen atau Rp190,9 triliun dan Jawa sisanya 49 persen atau Rp183,5 triliun.

Selanjutnya, total investasi PMA dan PMDN kuartal III menyerap 516.467 tenaga kerja.

Lima sektor yang menjadi tujuan investasi, baik asing dan dalam negeri yaitu Industri Logam Dasar, Barang Logam, Bukan Mesin dan Peralatannya Rp56,9 triliun, Pertambangan Rp41,9 triliun, Transportasi, Gudang dan Telekomunikasi Rp40,9 triliun, Industri Kimia dan Farmasi Rp28,7 triliun dan Perumahan, Kawasan Industri dan Perkantoran Rp25,5 triliun.